SuaraJabar.id - Bantuan langsung tunai (BLT) dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sudah disalurkan kepada 20,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di 37 provinsi. Jika dipersentasekan, penyaluran BBM per 24 Oktober 2022 ini telah mencapai 98,05%.
“Per 24 Oktober tersalurkan 98,57 persen, atau 20.348.155 KPM dari total 20.650.000 KPM. Tersisa 301 ribu KPM, sebagian besar gagal salur yaitu sudah dilakukan penyaluran, namun terkendala tidak ditemukan alamat, pindah rumah, atau KPM meninggal,” kata Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia, Haris.
PT Pos Indonesia memastikan akan tetap menyalurkan BLT BBM kepada mereka yang belum mendapatkannya.
“Kami masih punya dua minggu untuk menyelesaikan yang gagal salur. Ini untuk memastikan validitas data. Caranya bekerja sama dengan TKSK karena mereka yang paling tahu keberadaan KPM, juga berkoordinasi dengan aparat desa, setempat. Kemudian, memperbanyak petugas juru bayar,” katanya.
Baca Juga:PT Pos Bandar Lampung Salurkan BLT BBM Sudah Hampir 90 Persen
Penyaluran BLT BBM yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia menuai apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Hal ini membuktikan kinerja PT Pos Indonesia baik.
“PT Pos Indonesia berhasil menjalankan amanah menyalurkan bantuan tepat waktu, dan mendapatkan apresiasi baik dari Presiden. Kami percaya kemampuan ini akan kami tingkatkan, ditambah dengan digitalisasi, Pos Indonesia menyediakan dashboard yang realtime dapat dilihat langsung oleh stakeholder yang membutuhkan data. Kami juga menyalurkan bantuan tepat sasaran dengan by name, by address melalui penggunaan face recognition yang terhubung dengan server Dukcapil. Kita tambahkan foto geotagging untuk memastikan pemutakhiran data KPM,” ucap Haris.
Menjelang penyaluran BLT BBM tahap 2, Tonggo mengungkapkan, PT Pos Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi agar penyaluran berjalan tepat waktu dan tepat sasaran.
“Kita banyak sekali pelajaran dari penyaluran tahap 1. Terkait dengan jangkauan KPM di daerah 3T, kami memiliki pengalaman beberapa pulau butuh waktu khusus karena lokasi yang jauh, terkendala jadwal reguler transportasi, dan faktor cuaca. Kami melakukan evaluasi dan perbaikan agar ke depan dapat menyelesaikan tepat waktu, yaitu penyaluran di daerah 3T dilakukan lebih dulu, berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk peminjaman fasilitas kapal menuju pulau lokasi KPM, berkoordinasi dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat,” katanya.
Tak hanya itu, untuk mempercepat proses penyaluran BLT BBM, PT Pos Indonesia juga menambah jumlah petugas juru bayar.
Baca Juga:Pos Indonesia Tegaskan Tidak Naikkan Tarif Meski Kompetitor Minta Kenaikan Harga
“Menambah petugas menjadi strategi untuk mengejar pembayaran tepat waktu. Kami menggunakan bantuan tenaga mahasiswa, pemuda Karang Taruna setempat, dan kelompok masyarakat tertentu,” tuturnya.
Selain dipercaya Kementerian Sosial menyalurkan BLT BBM, PT Pos Indonesia juga siap menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
“Kami dipercaya Kemenaker menyaluran BSU kepada 3,7 juta penerima. Saat ini kami masih berkoordinasi dengan Kemenaker terkait juknis penyaluran, karena memang berbeda dengan penyaluran BLT BBM maupun bansos sembako. Kami akan berkoordinasi dengan perusahaan tempat penerima bekerja,” ujar Haris.
Kehadiran PT Pos Indonesia sebagai mitra Kemenaker dalam menyalurkan BSU menambah nilai kompetensi PT Pos Indonesia di bidang jasa keuangan.
“BSU ini menambah kapabilitas kami. Kami punya kompetensi mengantarkan hingga ke pelosok, punya kompetensi melayani jasa keuangan masyarakat khususnya masyarakat desa,” katanya.
Terus diberikan kepercayaan untuk menyalurkan beragam bantuan dari kementerian, PT Pos Indonesia tak lantas jemawa. PT Pos Indonesia tak lelah melakukan evaluasi dan perbaikan, juga inovasi dan beragam terobosan.
“Kalau secara kapasitas, kami terus mengembangkan kemampuan tim untuk menyalurkan bantuan tepat waktu dan tepat sasaran. Secara teknologi kami terus memperbaiki dashboard kami sehingga bisa semakin realtime dan membantu monitoring eksekusi penyaluran. Kami adalah pilihan utama sebagai mitra dalam penyaluran bantuan,” kata Haris.
Penyaluran BLT BBM senilai Rp300 ribu dan bansos sembako Rp200 ribu disambut suka cita KPM di Bandung, Jawa Barat. Terlebih, mereka juga menerima Bantuan Modal Kerja (BMK) dari Presiden senilai Rp1,2 juta.
Salah satunya adalah Nani Sadiah, KPM dari Kelurahan Dunguscariang, Bandung, Jawa Barat. Perempuan yang sehari-hari berjualan minyak keliling itu bahagia menerima bantuan modal.
“Saya sangat merasa terbantu sekali dengan BLT BBM Rp300 ribu, bansos sembako Rp200 ribu, dan bantuan (BMK) dari Presiden Rp1,2 juta. Uangnya akan digunakan untuk modal usaha berjualan minyak keliling,” kata Nani.
Nani pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan pemerintah atas pemberian bantuan tersebut.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi, semoga bantuannya berkah, semoga Pak Presiden sehat selalu, dan sejahtera. Amin,” katanya.