Jangankan Makan Swike, Muslim Haram Bunuh Hewan yang Pernah Coba Padamkan Api yang Bakar Nabi Ibrahim AS

Sang katak atau kodok itu lalu mengambil air dari sungai, melompat-lompat dan menyemburkan air itu ke api.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 09 November 2022 | 12:37 WIB
Jangankan Makan Swike, Muslim Haram Bunuh Hewan yang Pernah Coba Padamkan Api yang Bakar Nabi Ibrahim AS
Ilustrasi kodok. (Pixabay/@JillWellington)

SuaraJabar.id - Seorang sahabat bernama Abdurrahman bin Utsman pernah bercerita jika ada tabib yang menyatakan bahwa katat bisa digunakan sebagai obat.

Rasulullah Muhammad SAW yang saat itu berada di dekat tabib tersebut kemudian mengeluarkan larangan untuk membunuh katak.

Dari perintah itu, semua ulama kemudian menyepakati keharamn untuk membunuh katak. Hadis itu sendiri berbunyi:

"Suatu ketika ada seorang tabib yang berada di dekat Rasulullah menyebutkan tentang obat-obatan. Di antaranya disebutkan bahwa katak digunakan untuk obat. Lalu Rasul melarang membunuh katak.” (HR Ahmad: 15757).

Baca Juga:Awas, Jangan Salah Kaprah! Inilah Waktu Tidur yang Benar dan Diajarkan Oleh Rasulullah SAW

Al-Mundziri berpendapat, hadist itu memberikan pengertian, selain membunuh, hukum memakan katak juga diharamkan. Jadi jelas, seorang Muslim dilarang memakan katak seperti pada masakan Tionghoa swike atau olahan paha katak.

Alasan yang menjadikan syariat melarang pembunuhan seekor hewan biasanya berdasarkan salah satu dari dua faktor. Bisa jadi karena makhluk hidup itu dihormati seperti manusia atau memang karena murni mengarah karena hewan tersebut haram dimakan.

Dengan demikian, apabila katak tidak termasuk kategori hewan dihormati, apabila Rasul melarang membunuhnya berarti hal itu mengarah pada keharaman makan hewan tersebut.

Katak Coba Padamkan Api yang Membakar Tubuh Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS pernah mendapat cobaan dibakar hidup-hidup oleh Raja Nambrud. Dalam sahih Bukhari diriwayatkan, Nabi Ibrahim AS dilemparkan ke api Nambrud. Ia kemudian membaca doa Hasbiyallahu wani’mal wakiil”, yang berarti cukup bagiku Allah dan semulia-mulia tempat untuk bertawakkal.

Baca Juga:Uang Haram Tambang Diduga Mengalir ke Petinggi Polri, Pengamat: Kapolri Harus Cepat Bertindak

Kalimat agung dari jiwa yang mulia ini merubah api menjadi sejuk. Sehingga turunlah firman Allah yang berbunyi “Kuuniy bardan wasalaaman ‘ala Ibrahim”, jadilah sejuk dan dingin dan membawa kesejahteraan kepada Ibrahim wahai api. (al-Anbiya’ ayat 69).

Dalam peristiwa itu, seekor katak tak tahan melihat Nabi Ibrahim AS terbakar api. Meski tak mampu berbuat banyak, sang katak atau kodok itu lalu mengambil air dari sungai, melompat-lompat dan menyemburkan air itu ke api. Secara kasat mata tidak berguna perbuatan katak itu, tidak akan mungkin memadamkan api, tapi Allah melihat usaha itu.

Semua heran dan bertanya, "Wahai kodok... untuk apa kamu bawa butiran air kecil itu, tidak akan ada gunanya dibanding dengan api namrud yang akan membakar Nabi Ibrahim As?"

Kodok itu menjawab, "Memang air ini tidak akan bisa memadamkan api itu, tapi paling tidak semua akan melihat bahwa aku dipihak yang mana".

Di sisi lain, cicak ikut meniup api yang dibuat oleh Namrud agar semakin membesar. Memang tiupan cicak tidak seberapa dan tidak akan membesarkan kobaran api itu, tapi dengan apa yang dilakukannya semua tahu cicak ada di pihak yang mana.

Sayyidatunã Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dulunya kodok memadamkan api dari Nabi Ibrahim AS (ketika dibakar), sedangkan cicak menghidupkannya padanya, maka dilarang membunuh ini (kodok) dan diperintahkan membunuh ini (cicak)”.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini