Mengutip dari thread Twitter @IdTrimurti, orang pertama dari keluarga Muller yang datang ke Indonesia bernama Georgius Hendrikus Muller.
Ia lahir di Rotterdam, Belanda dan menjadi prajurit Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger atau yang disingkat KNIL alias tentara kerajaan Hindia Belanda.
Sebagai prajurit kolonial Belanda, Henrik Muller sempat ditugaskan ke sejumlah tempat di Indonesia. Muller kemudian pensiun dengan pangkat kapten dan mendapat uang pensiun 1200 gulden per tahun.
Ia diketahui menikah dengan Virginia Elisabeth Montignij pada 1835 di Salatiga. Keduanya dikarunia belasan anak.
Baca Juga:Warga Dago Elos Bandung Dihujani Gas Air Mata Polisi, Balita di Dalam Rumah jadi Korban
Salah satunya ialah Georgius Hendricus Wilhelmus Muller. Georgius ini lahir di Salatiga dan dikenal sebagai tuan tanah yang memiliki perkebunan teh dan kina.
Ia diketahui mendapatkan konsesi erfpacht setara dengan hak guna usaha saat ini untuk perkebunan teh dan kini di sejumlah wilayah Jawa Barat seperti di Cicalengka dan Nagreg.
Georgius menikah dengan seorang perempuan Indonesia. Ia dianugrahi tiga orang anak, George Hendrik, Ani, dan Husni.
Pada 1942, George Hendrik Muller ini mendaftar sebagai prajurit Belanda. George Hendrik Muller juga menikahi perempuan Indonesia bernama Roesmah dan dianugrahi lima orang anak, salah satunya Edi Muller.
"Peristirahatan terakhir George Hendrik Muller dan Roesmah di Kunrade, Limburg, Belanda," cuit akun tersebut.
Baca Juga:Dipakai Lagi Buat 'Kondisikan' Massa, Bolehkah Polisi Tembakkan Gas Air Mata?
Salah satu anaknya, Edi Muller setelah menikah dianugrahi tiga orang anak, yakni Heri Hermawan Muller, Dodi Rustendi Muller, dan Pipin Sandepi Muller, tiga orang ini yang kemudian gugat warga Dago Elos.