Halo-halo Bandung Dibajak Malaysia, Mari Bung Rebut Kembali!

"Menurut saya ini plagiat. Masa berani-beraninya ubah lirik lagu bersejarah,"

Galih Prasetyo
Rabu, 13 September 2023 | 11:31 WIB
Halo-halo Bandung Dibajak Malaysia, Mari Bung Rebut Kembali!
Peristiwa Bandung Lautan Api (ist)

"Menurut saya minimal ada proteslah, ada peringatan. Lagu ini kan sangat kental sekali dengan sejarah perjuangan zaman penjajahan dulu," ujar Restu.

Halo-halo Bandung Dimata Siswa

Lagu Halo-halo Bandung bukan hanya populer di kalangan masyarakat umum, tapi juga di kalangan siswa.

Sekalipun mereka tak terlalu menyukai pelajaran seni atau kebudayaan. Namun lagu itu memang sering didengar hingga melekat dibenak, bukan hanya di Kota Bandung, tapi di sekitarnya.

Baca Juga:Lagu Helo Kuala Lumpur Dituding Jiplak Halo-Halo Bandung, Akun YouTube Malaysia Tutup Kolom Komentar

Seperti bagi siswa di Kota Cimahi yang bertetangga dengan Kota Bandung. Reza Syaef Nurali, siswa kelas XII salah satu sekolah kejuruan itu mengaku hafal lagu karya Ismail Marzuki itu.

"Iya tahu lagunya, soalnya di tongkrongan juga suka dinyanyiin. Kalau penciptanya juga tahu, Ismail Marzuki," ujar dia.

Meskipun tidak terlalu menyukai pelajara seni dan kebudayaan, namun ia tak pernah melewatkan mata pelajaran yang berkaitkan dengan hal tersebut. Termasuk lagu-lagu bersejarah dan lagu tradisional.

Ia pun begitu kaget ketika ternyata di Youtube ada animasi dari Malaysia yang mengubah lirik lagu Halo-halo Bandung menjadi versi mereka.

"Iya kaget kenapa jadi berubah lagunya, kan enggak begitu," ucapnya.

Baca Juga:Kembali Berulah, Malaysia Plagiat Lagu Nasional Indonesia Halo-halo Bandung Jadi Hello Kuala Lumpur

Budayawan Bandung Bersuara

Budayawan asal Bandung, Budi Dalton mengatakan, adanya karya anak bangsa yang dipakai lagi di Malaysia karena pemerintah kurang tegas. Buktinya, kejadian seperti ini menurutnya bukan sekali ini saja.

Untuk itu, kata dia, pemerintah melalui kementerian terkait harus segera bertindak menyikapi viralnya lagu Halo-halo Bandung yang diubah menjadi Halo-halo Kuala Lumpur dengan nada yang sama.

"Saya pikir harus ada ketegasan, yang harus turun tangan negara. Bukan netizen, kan yang ramenya netizen. Bentuk somasi atau apapun yang harus dilakukan. Karena saya yakin legalitas dari lagu ini lengkap," ujar Budi.

Dia mengatakan, pihak pembuat konten dari Malaysia atau pemerintahnya tidak akan cukup dengan permohonan maaf.

Budayawan Sunda, Budi Dalton. [Jabarnews.com/Unpas]
Budayawan Sunda, Budi Dalton. [Jabarnews.com/Unpas]

"Ini bukan permohonan maaf lagi, harus udah dicabut lagu yang dibuat, yang sudah digubah itu. Harus ada ketegasan yang fokus ke masalah itu," sebut dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini