Dedi Mulyadi Akan Evaluasi Wisuda TK-SMP di Jawa Barat: Tidak Relevan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dedi berencana mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk berdiskusi dan berkomitmen membenahi sistem pendidikan di Jawa Barat.

Syaiful Rachman
Selasa, 25 Februari 2025 | 13:52 WIB
Dedi Mulyadi Akan Evaluasi Wisuda TK-SMP di Jawa Barat: Tidak Relevan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato pertama saat rapat Paripurna DPRD Jawa Barat di Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan komitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan, mengembangkan ekonomi kerakyatan, investasi berbasis lingkungan hingga pemerataan pendidikan dan sosial dalam rencana strategis pembangunan provinsi Jawa Barat dalam lima tahun ke depan. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.

SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana mengevaluasi kegiatan wisuda di tingkat TK-SMP karena dinilai tidak relevan dengan usia dan kebutuhan siswa.

"Ada pertanyaan, Kang Dedi kalau TK, SD, SMP bagaimana? Masih tuh kegiatannya dilaksanakan study tour, kenaikan kelas dibikin wisuda-wisuda, kelulusan dibikin seperti pesta kawinan," kata Dedi dalam unggahan video di Instagram @dedimulyadi71 saat berolahraga santai di tengah kegiatan retretnya di Magelang, Minggu (23/2/2025).

Dedi menilai kegiatan wisuda di tingkat TK-SMP seringkali tidak masuk akal dan membebani orang tua siswa. Ia juga akan mengevaluasi sistem pembelajaran di sekolah, termasuk penggunaan bahan ajar digital.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) bersama Gubernur Maluku Utara Sherly Laos (kanan) mengenakan seragam komponen cadangan (komcad) menyapa warga setibanya di Kompleks Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). Sebanyak 450 kepala daerah dari seluruh Indonesia akan mengikuti retret pada 21- 28 Februari 2025. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kiri) bersama Gubernur Maluku Utara Sherly Laos (kanan) mengenakan seragam komponen cadangan (komcad) menyapa warga setibanya di Kompleks Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). Sebanyak 450 kepala daerah dari seluruh Indonesia akan mengikuti retret pada 21- 28 Februari 2025. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.

"Masih ada kegiatan TK-TK yang tidak ada relevansinya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, kegiatannya menjadi aneh-aneh," ungkapnya.

Baca Juga:Dampak Pergerakan Tanah di Tasikmalaya Meluas, 44 Unit Rumah Warga Rusak

Dedi berencana mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk berdiskusi dan berkomitmen membenahi sistem pendidikan di Jawa Barat. Ia juga ingin siswa kembali belajar menggunakan buku fisik.

"Termasuk tidak lagi menggunakan sistem pelajaran digital di sekolah-sekolah dengan perangkat HP karena di negara-negara maju sekarang sudah terbukti daya hafal dengan perangkat digital itu rendah dan lebih baik menggunakan buku lagi. Kenapa? Karena otak kiri, otak kanan anak-anak kita lagi tumbuh dan harus berkembang," kata Dedi.

Kejelasan mengenai penerapan kembali buku fisik akan dibahas setelah Dedi menyelesaikan retret Kepala Daerah di Magelang. Ia berharap karakter siswa di Jawa Barat dapat berkembang sesuai dengan usianya dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

"Sehingga anak-anak tumbuh karakternya sebagai anak-anak, remaja tumbuh karakternya sebagai remaja, dewasa tumbuh karakternya sebagai dewasa, orang gunung paham karakter gunung, orang laut paham karakter laut, orang kata paham karakter kota dan mampu mengembangkan ekosistem-ekosistem ekonomi sehingga anak-anak Jawa Barat ke depan menjadi penguasa di Nusantara ini dan bila perlu mereka bisa berekspansi menjadi tokoh dunia," pungkas Dedi.

Baca Juga:Tindak Lanjuti Instruksi Dedi Mulyadi, Pemprov Jabar Bagi-bagikan Mobil Dinas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini