Tokoh Ulama Pesantren Buntet, KH Abbas Abdul Jamil Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

KH Abbas Abdul Jamil, Tokoh ulama Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat (Jabar) diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Hairul Alwan
Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:42 WIB
Tokoh Ulama Pesantren Buntet, KH Abbas Abdul Jamil Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Suasana kegiatan seminar di Pendopo Bupati Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (17/5/2025) terkait pengusulan tokoh KH Abbas Abdul Jamil sebagai Pahlawan Nasional. [ANTARA/Fathnur Rohman]

Sosoknya tidak hanya dikenal di kalangan pesantren, tetapi juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan nasional dan perkembangan organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

Pejuang Kemerdekaan dan Komandan Laskar Santri

Pada masa revolusi fisik pasca-Proklamasi 1945, KH Abbas memimpin laskar santri dari Cirebon yang turut serta dalam pertempuran besar 10 November di Surabaya.

Ia adalah bagian dari gerakan jihad fi sabilillah yang difatwakan oleh KH Hasyim Asy’ari, di mana para ulama dan santri angkat senjata mempertahankan kemerdekaan dari agresi Sekutu.

Baca Juga:Sepak Terjang KH Abdul Chalim Petinggi Hizbullah Berjuluk Muharrikul Afkar di Masa Melawan Penjajah

Kontribusinya menunjukkan bahwa kalangan pesantren memainkan peran nyata dalam perjuangan kemerdekaan, bukan sekadar moral, tetapi fisik dan militan.

Pembaharu Pendidikan Pesantren

Di bidang pendidikan, KH Abbas dikenal sebagai pelopor modernisasi sistem pesantren. Pada era 1920-an, ia mulai memperkenalkan sistem klasikal (madrasah) dalam lingkungan pesantren yang sebelumnya hanya berbasis sorogan dan bandongan.

Lebih jauh, ia juga memasukkan pelajaran umum seperti matematika dan ilmu sosial dalam kurikulum pesantren — sebuah langkah progresif yang kala itu jarang dilakukan.

Aktif di Nahdlatul Ulama

Baca Juga:Ulama Karismatik Kelahiran Majalengka KH Abdul Chalim Besok Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional

KH Abbas juga memiliki kiprah penting di tubuh Nahdlatul Ulama. Ia aktif sejak di tingkat cabang hingga ikut dalam forum-forum nasional. Perannya memperkuat posisi ulama dalam ranah sosial, politik, dan keagamaan.

Komitmennya pada nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin tercermin dalam pendekatan dakwah dan kepemimpinannya yang menekankan keseimbangan antara agama dan kebangsaan.

Warisan KH Abbas tak hanya tertulis dalam sejarah perjuangan, tapi juga hidup dalam sistem pendidikan dan tradisi keilmuan pesantren hingga hari ini. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini