SuaraJabar.id - Penangkapan Ketua Gapoktan Cikawung 3, Udan Supena, ternyata bukan akhir dari kasus korupsi traktor bantuan di Cianjur, melainkan baru permulaan.
Polres Cianjur kini membidik ikan yang lebih besar, menduga kuat adanya sebuah jaringan kejahatan terorganisir yang beroperasi lintas provinsi, dari Cidaun hingga ke Lampung.
Kasus yang awalnya tampak seperti korupsi tunggal seorang ketua, kini berkembang menjadi sebuah perburuan yang kompleks untuk membongkar semua pihak yang terlibat dalam hilangnya aset petani tersebut.
Fokus utama tim penyidik saat ini tidak hanya pada Udan Supena, tetapi juga pada sosok misterius di Provinsi Lampung.
Baca Juga:Amanah yang Dikhianati, Mimpi Petani Cianjur Dijual Rp120 Juta oleh Pemimpinnya Sendiri
Sosok inilah yang membeli traktor hasil kejahatan seharga Rp 120 juta. Secara hukum, posisinya sangat jelas: ia adalah penadah barang hasil kejahatan.
Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, menegaskan bahwa perburuan sudah dimulai.
"Kemungkinan ada tersangka lain salah satunya pembeli traktor karena bagian dari penadah, saat ini kami sudah menyebar anggota guna mencari barang bukti dan menangkap penadah-nya," kata AKP Tono, dilansir dari Antara.
Langkah ini mengubah skala penyelidikan dari lokal menjadi antar-provinsi, menunjukkan keseriusan polisi untuk tidak membiarkan satu pun mata rantai dalam jaringan ini lolos.
Kecurigaan adanya jaringan ini semakin menguat dengan ditemukannya aliran dana sebesar Rp 18 juta kepada salah seorang anggota kelompok tani lain.
Baca Juga:Baru Sebulan Diterima, Bantuan Traktor untuk Petani Cianjur Malah Dijual Ketua Gapoktan
Uang ini diduga kuat bukan sekadar "uang terima kasih", melainkan "uang tutup mulut" untuk memastikan kejahatan ini berjalan mulus.
"Sekitar Rp 18 juta diberikan pada salah seorang anggota kelompok tani yang selama ini mengusung pengajuan bantuan melalui anggota DPR RI Dapil Cianjur," ungkap AKP Tono.
Fakta ini membuka pintu penyelidikan baru:
- Apakah anggota tersebut hanya menerima atau ikut terlibat dalam perencanaan?
- Apakah ada pihak lain di internal Gapoktan yang juga mengetahui namun memilih diam?
Polisi kini tengah mendalami peran anggota tersebut untuk menentukan apakah statusnya akan naik menjadi tersangka.
AKP Tono Listianto secara eksplisit menyatakan bahwa pengembangan kasus ini sangat mungkin akan melahirkan tersangka-tersangka baru.
Pihaknya tidak akan berhenti hanya pada Udan Supena dan sang penadah di Lampung.
"Kami akan umumkan kalau dalam pengembangan terdapat pelaku lainnya, termasuk setelah barang bukti didapat lengkap dengan pembelinya," tegasnya.
Pernyataan ini adalah sinyal kuat bahwa Polres Cianjur telah mengantongi beberapa nama potensial dan hanya tinggal menunggu waktu dan bukti yang cukup untuk menjerat mereka.
Sementara polisi bekerja keras membongkar jaringannya, Udan Supena sebagai tersangka utama memilih untuk bungkam. Saat dihadirkan di hadapan media, ia hanya menunduk dan membuang muka, menolak menjawab pertanyaan apa pun.
Sikap bungkam ini justru semakin memperkuat dugaan bahwa ia tidak beraksi sendirian dan sedang melindungi anggota jaringan lainnya. Kini, menjadi tugas penyidik untuk membuat "benteng" kebisuan itu runtuh dan mengungkap semua nama yang terlibat dalam konspirasi ini.