-
DPRD Jabar menyoroti APBD 2026 yang timpang. Proyek gapura Gedung Sate Rp3,9 miliar kontras dengan anggaran pelestarian 50 situs budaya Sunda yang hanya Rp156 juta.
-
Anggota dewan mengkritik keras proyek gapura karena desain Candi Bentar dianggap ahistoris dan tidak mewakili identitas budaya Sunda yang autentik.
-
Proyek estetika gapura dikebut, padahal banyak jalan provinsi rusak dan minim penerangan, seperti ruas Cisarua-Padalarang, yang lebih mendesak diperbaiki.
4. Lolos karena 'Keukeuh'-nya Eksekutif
Bagaimana anggaran ini bisa lolos ketok palu? Ternyata ada cerita dominasi di balik layar pembahasan APBD Perubahan 2025. Menurut Maulana, persetujuan ini bukan hasil mufakat demokratis yang ideal, melainkan karena sempitnya waktu dan desakan kuat dari pihak eksekutif.
"Sebenarnya bukan disepakati, lebih kepada membiarkan keinginan Pak Gubernur yang keukeuh (bersikukuh) dengan keinginan sendiri," tuturnya.
5. Rencana Proyek Mercusuar Rp10 Miliar di 2026
Baca Juga:Bukan Kasundaan? Candi Bentar di Gedung Sate Dituding Ahistoris dan Simbol Dangkal Identitas Jabar
Jika Rp3,9 miliar dirasa sudah besar, ternyata ada rencana yang lebih fantastis. Maulana Yusuf menolak keras rencana lanjutan pada tahun 2026 yang memproyeksikan dana lebih dari Rp10 miliar.
Anggaran ini rencananya akan digunakan untuk pembangunan gerbang batas provinsi dan kabupaten/kota dengan gaya Sunda. Proyek mercusuar semacam ini dinilai kontradiktif dengan semangat efisiensi anggaran daerah.