-
Cianjur dikepung tujuh sesar aktif. Pemkab Cianjur gencar edukasi masyarakat untuk siaga dan waspada guna meminimalisir korban bencana gempa bumi.
-
Bupati Cianjur memastikan edukasi dan pemetaan wilayah terdampak gempa terus dilakukan. Warga yang tinggal di dekat sesar aktif diminta mencari tempat lebih aman.
-
Tiga tahun pasca gempa 2022, Pemkab Cianjur telah menyelesaikan perbaikan infrastruktur dan memastikan semua korban gempa mendapat bantuan perbaikan rumah.
SuaraJabar.id - Bayang-bayang trauma gempa dahsyat tahun 2022 masih lekat dalam ingatan warga Jawa Barat, khususnya Cianjur. Kini, fakta geologis baru kembali menuntut kewaspadaan tingkat tinggi dari masyarakat dan pemerintah setempat.
Pemerintah Kabupaten Cianjur secara resmi mengungkapkan bahwa wilayah mereka secara geografis dikepung oleh tujuh sesar aktif sekaligus.
Kondisi ini menempatkan Cianjur sebagai salah satu zona merah rawan bencana di Tanah Air. Potensi pergeseran lempeng dari ketujuh sesar ini dikhawatirkan dapat memicu guncangan hebat sewaktu-waktu.
Merespons ancaman nyata di depan mata ini, Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan tengah gencar melakukan langkah antisipasi masif.
Baca Juga:Terhempas di Sawah Karawang, Kesaksian Warga Lihat Pesawat PK-WMP Berputar-putar Sebelum Jatuh
Bupati Wahyu menyebutkan bahwa banyaknya kepungan sesar ini memaksa pemerintah melakukan pemetaan ulang tata ruang, khususnya di zona-zona yang dilintasi jalur patahan.
"Kami memberikan edukasi kepada masyarakat di seluruh wilayah Cianjur terutama yang terdapat sesar aktif untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi bencana terutama gempa bumi," katanya dilansir dari Antara.
Keberadaan sesar-sesar ini membuat edukasi mitigasi bukan lagi sekadar teori, melainkan life skill yang wajib dimiliki. Masyarakat yang tinggal tepat di atas atau di sekitar jalur patahan diimbau untuk ekstra peka terhadap tanda-tanda alam.
"Pemkab Cianjur melakukan berbagai langkah meminimalisasi korban jiwa ketika terjadi gempa seperti tiga tahun lalu, edukasi terhadap masyarakat lebih digencarkan termasuk memastikan kondisi bangunan rumah tempat tinggal secara berkala," tegas Bupati Wahyu.
Belajar dari pengalaman pahit runtuhnya ribuan rumah tiga tahun silam, standar pembangunan di Cianjur kini diperketat. Bupati menjelaskan bahwa pendidikan kesiapsiagaan akan terus diberikan ke sekolah-sekolah dan komunitas desa. Tujuannya sederhana namun vital: agar warga tidak panik dan tahu cara menyelamatkan diri di menit-menit krusial saat tanah berguncang.
Baca Juga:7 Fakta Mencengangkan Kasus Pengantin Pesanan WNI Asal Sukabumi
Di sisi lain, progres pemulihan pasca-gempa magnitudo 5,6 tahun 2022 diklaim telah mencapai tahap paripurna. Wajah Cianjur yang sempat porak-poranda kini telah bangkit dengan infrastruktur yang lebih tangguh. Jalan-jalan yang retak kini telah dibangun kembali dengan konstruksi cor beton yang lebih rigid dan tahan getaran.
"Saat ini sudah tidak ada lagi penyintas yang tinggal di dalam tenda karena sudah mendapat bantuan perbaikan rumah dari pemerintah pusat dan relokasi ke sejumlah perumahan di tiga kecamatan," paparnya memastikan tidak ada warga yang terabaikan.
Perlu diketahui, selain sesar Cugenang yang menjadi pemicu gempa maut 2022, enam sesar lainnya yang mengelilingi Cianjur adalah:
1. Sesar Cimandiri
2. Sesar Nyalindung-Cibeber
3. Sesar Rajamandala
4. Sesar Cirata
5. Sesar Padalarang
6. Sesar Lembang