-
Pemulihan Akses Transportasi Jalan Nasional Medan-Aceh Tamiang kini pulih total dan sudah bisa dilalui kendaraan secara penuh setelah sempat lumpuh sebulan akibat banjir bandang serta kendala kendaraan mogok di jalan.
-
Fungsionalitas Jembatan Strategis Jembatan Krueng kembali dibuka untuk lalu lintas setelah para pengungsi direlokasi ke tempat baru, memastikan konektivitas logistik antarprovinsi berjalan lancar demi percepatan pemulihan ekonomi masyarakat setempat.
-
Resiliensi dan Gotong Royong Semangat gotong royong warga bersama pemerintah dalam membersihkan sisa bencana berhasil menghidupkan kembali denyut ekonomi mikro, memotivasi warga terdampak untuk mulai membuka kembali usaha mereka.
SuaraJabar.id - Kabar melegakan akhirnya datang dari ujung barat Indonesia. Setelah hampir satu bulan lumpuh akibat kepungan banjir bandang sejak akhir November 2025 lalu, denyut nadi kehidupan di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, perlahan mulai berdetak normal kembali.
Ruas vital Jalan Nasional Medan-Aceh Tamiang, yang menjadi urat nadi logistik lintas provinsi, kini sudah bisa dilalui kendaraan secara penuh.
Pembukaan kembali akses ini bukan hanya soal transportasi, melainkan simbol kebangkitan warga Aceh Tamiang yang sempat terisolir.
Kemenhub dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat memastikan konektivitas antar-wilayah tidak terputus terlalu lama demi pemulihan ekonomi warga.
Baca Juga:Kasih Palestina Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatera dan Korban Perang Gaza
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Provinsi Aceh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Ardian Adhitama, mengonfirmasi status terkini infrastruktur di wilayah tersebut pada Sabtu (27/12/2025).
Menurutnya, tantangan terbesar pascabanjir bukan hanya air yang menggenang, melainkan banyaknya kendaraan yang mogok di tengah jalan.
“Jadi secara keseluruhan untuk jalan nasional sudah cukup lama fungsional dan bisa diakses secara penuh. Namun pada awalnya memang terkendala mobil-mobil yang masih mogok dan rusak karena banjir. Saat ini sudah fungsional semua, sudah lancar semua,” kata Ardian di Aceh Tamiang.
Jembatan strategis ini sebelumnya terpaksa dialihfungsikan menjadi tenda pengungsian darurat bagi warga yang rumahnya tenggelam, sehingga akses kendaraan sempat tertutup total.
“Jembatan Krueng mulai hari ini sudah dibuka aksesnya. Mudah-mudahan mulai hari ini sudah semakin lancar dengan dipindahkannya pengungsian dari atas jembatan ke relokasi yang baru,” tambahnya.
Baca Juga:Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen Usai Fase Darurat di Aceh
Rini Puji (43), seorang warga Bukit Rata, Aceh Tamiang, menjadi saksi hidup betapa dahsyatnya bencana akhir tahun ini. Sebagai seorang ibu tunggal, banjir tidak hanya merendam rumahnya, tetapi juga mematikan mata pencahariannya.
Rini menceritakan momen mengerikan saat air mulai masuk pada 25 November 2025.
“Dari tanggal 25 November itu airnya mulai datang. Cuman kalau di sini kencangnya Kamis, jalan-jalan tuh udah nggak bisa lewat, terendam. Orang ini tinggal di lantai dua, itu dari tanggal 26,” ujar Rini.
Namun, semangat gotong royong khas masyarakat Indonesia menjadi pelita di tengah kegelapan. Seminggu pascabencana, petugas gabungan dan warga bahu-membahu membersihkan sisa lumpur yang tebal.
“Seminggu setelah itu mulai datang ngorek-ngorek. Petugas gabungan, PU semua mengorek. Ya gotong royong lah, Bang. Masing-masing yang punya tempat, masing-masing bersihkan,” tuturnya.
Kini, Rini sudah bisa tersenyum kembali. Lapak usaha kecilnya mulai dibuka, menandakan roda ekonomi mikro di Aceh Tamiang mulai berputar.