Bukan Lagi untuk Siswa, 500 Ribu Paket Makanan SPPG Kini Mengalir ke Korban Banjir Aceh

Diketahui, beberapa Kabupaten dan Kota masih lumpuh, namun Satuan-Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Serambi Mekkah itu terus bergerak.

Andi Ahmad S
Senin, 08 Desember 2025 | 06:05 WIB
Bukan Lagi untuk Siswa, 500 Ribu Paket Makanan SPPG Kini Mengalir ke Korban Banjir Aceh
Para siswa membawa menu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk dibagikan ke kelas masing-masing. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Transformasi Fungsi SPPG Sebanyak 105 SPPG di Aceh dialihfungsikan menjadi dapur umum untuk menyalurkan lebih dari 500 ribu paket makanan bagi warga terdampak banjir, menggantikan target layanan siswa sekolah.

  • Kendala Operasional Akibat Bencana Banjir menyebabkan 161 SPPG berhenti beroperasi dan puluhan lainnya tidak terdata akibat rusaknya jaringan listrik serta telekomunikasi, terutama di wilayah Aceh Tamiang dan Bener Meriah.

  • Distribusi Kondisi Wilayah Meski banyak unit terganggu, pemulihan mulai terlihat di beberapa daerah seperti Aceh Tenggara dan Banda Aceh, di mana sebagian SPPG telah kembali berfungsi normal melayani masyarakat.

SuaraJabar.id - Bancana alam yang menerjang Sumatera dan Aceh menyebabkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terkendala. Seperti yang terjadi di bencana banjir di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam masih sangat terasa.

Diketahui, beberapa Kabupaten dan Kota masih lumpuh, namun Satuan-Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Serambi Mekkah itu terus bergerak.

Dari 470 SPPG yang sudah beroperasi di NAD, 164 SPPG beroperasi secara normal, 105 SPPG beralih menjadi dapur umum.

“Sebanyak 161 SPPG terpaksa masih stop operasional karena berbagai kendala yang kami alami, dan 47 SPPG tidak terdata karena terkendala Listrik dan telekomunikasi,” kata Kepala Regional SPPG Badan Gizi Nasional (BGN) NAD, Mustafa Kamal dalam pesan yang diterima, Senin 8 Desember 2025.

Baca Juga:Penerima Manfaat Berkurang, BGN Haramkan Layoff Relawan Makan Bergizi Gratis

Meski masih ada 161 SPPG yang belum bisa beroperasi, sebanyak 105 SPPG berubah fungsi menjadi dapur umum dan terus menyalurkan bantuan makanan. Mereka mengalihkan penerima manfaat dari para siswa sekolah ke para warga terdampak banjir.

“Untuk hari ini, 7 Desember 2025, total jumlah porsi pengalihan yang telah disalurkan sebanyak 563.676 paket makanan,” kata Mustafa.

Kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Bener Meriah. Sebanyak 30 SPPG yang sudah beroperasi di Kabupaten Aceh Tamiang sampai saat ini masih belum bisa didata karena masih terkendala putusnya aliran listrik dan rusaknya jaringan telekomunikasi. Sementara 11 SPPG yang ada di Kabupaten Bener Meriah stop operasi semua.

Sampai hari ini, SPPG-SPPG yang stop operasi akibat gempuran bencana banjir masih cukup banyak. Dari 42 SPPG yang sudah beroperasi di Kabupaten Aceh Utara, 32 SPPG terpaksa masih harus menghentikan operasi, 12 SPPG beralih menjadi dapur umum dan hanya satu SPPG yang sudah berfungsi normal.

Di Aceh Tengah, dari 20 SPPG yang ada, 12 SPPG juga stop operasi, 2 SPPG menjadi dapur umum, sementara 6 SPPG lainnya masih belum bisa diketahui karena jaringan listrik dan komunikasi terputus. Sementara di Kabupaten Aceh Timur, dari 40 SPPG, sebanyak 19 SPPG berhenti operasi, 11 SPPG menjadi dapur umum, 2 SPPG sudah berjalan normal, sementara 6 SPPG belum diketahui kondisinya

Baca Juga:Mobil Katering 'Makan Bergizi' Seruduk Barisan Siswa, BGN Jamin Perawatan Kelas 1

Di Kabupaten Bireun dari 40 SPPG yang seharusnya sudah beroperasi, sebanyak 17 SPPG terpaksa stop operasi, 21 SPPG menjadi dapur umum.

"Sedangkan 2 SPPG yang telah beroperasi kemudian dikunjungi Presiden Prabowo Subianto hari ini, masing-masing SPPG Bireun Kuala Lancok-Lancok - Yayasan Babul Hida Aceh, dan SPPG Bireun Kota Juang Geulanggang Baro 2 - Yayasan Hajjah Khuzaijah Affan Mutiara Anak Bangsa," kata Kamal.

Sementara di Kabupaten Pidie, dari 43 SPPG yang seharusnya sudah beroperasi, 11 SPPG masih belum bisa beroperasi, 24 SPPG sudah beroperasi normal, dan 8 menjadi dapur umum. Adapun di Kota Langsa, dari 19 SPPG yang ada, 17 SPPG sampai hari ini masih belum bisa beroperasi, sementara 2 SPPG menjadi dapur umum.

Di Kabupaten Aceh Besar, dari 37 SPPG yang sudah beroperasi, 9 SPPG terpaksa menghentikan operasi, 20 SPPG telah beroperasi normal, dan 8 SPPG menjadi dapur umum. Sedangkan di Kabupaten Aceh Tenggara, dari 28 SPPG yang sudah beroperasi, 24 SPPG berfungsi normal, sementara 8 SPPG berubah menjadi dapur, namun tidak ada satu pun SPPG yang berhenti beroperasi.

Kondisi serupa juga terjadi di Kota Banda Aceh. Di wilayah Ibu Kota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini, ada 27 SPPG yang sudah beroperasi. Namun, 7 SPPG terpaksa berhenti operasi, 10 SPPG mulai berjalan normal, dan 10 SPPG mengalihkan penerima manfaat dari para siswa ke warga masyarakat yang terdampak bencana banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini