SuaraJabar.id - Direktur Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Joni Martinus mengatakan, akan meningkatkan pemeriksaan jalur kereta api menjelang musim mudik lebaran Idul Fitri 2019. Selain itu, PT KAI Daop 2 Bandung pun tengah melakukan perbaikan jalur kereta api.
"Kita lakukan antisipasi gangguan itu, pertama kita lakukan perbaikan jalur yang berpotensi rawan terhadap laju kereta api. Kemudian kita sudah mulai meningkatkan pemeriksaan jalur, meningkatkan keamanan di perlintasan, kami juga sudah mewaspadai potensi gejala alam," ujar Martinus di Bandung, Sabtu (6/4/2019).
Menurut dia, ada sekitar 42 titik rawan di sepanjang jalur kereta api Daop 2 Bandung. Jalur itu, kata dia, menjadi titik rawan lantaran sering terjadi longsor, tanah amblas, banjir hingga rawan terkena material bebatuan yang longsor dari atas bukit.
Guna mengantisipasi terjadinya kendala dalam perjalanan kereta api, Martinus mengatakan, sudah menyiapkan tim reaksi cepat yang selalu bersiaga di beberapa resort atau pos yang berada di beberapa lokasi sekitaran jalur kereta api.
"Resort itu adalah kantor-kantor di jalan rel dan sinyal itu kami siagakan namanya flying gang, itu adalah satuan unit kecil yang terdiri dari beberapa orang yang expert di bidangnya untuk menangani secara cepat pada penanganan pertama ketika terjadi gangguan," jelas dia.
Ia menyebut, ada sekitar 20 regu flying gang yang disiapkan PT KAI Daop 2 Bandung guna mengantisipasi terjadinya gangguan terhadap rute perjalanan kereta api pada mudik lebaran nanti.
"Setiap regu diisi 10 orang anggota," katanya.
Tidak hanya itu saja, PT KAI pun menempatkan Alat Material Untuk Siaga (Amus) guna mengantisipasi terjadinya kendala pada angkutan kereta api.
Martinus mengatakan, alat itu ditempatkan di beberapa stasiun inti di sekitaran Daop 2 Bandung, seperti stasiun Bandung juga Stasiun Padalarang.
Baca Juga: Jasad Rusak, Polisi Kesulitan Identifikasi Mayat Dalam Karung di Pandeglang
"Amus itu berbentuk datar ditempatkan di atas gerbong, itu kami siagakan peralatan misalnya bantalan cadangan, rel cadangan, flat sambung antar rel, kemudian pasir batu, gerbong penolong, itu kita siagakan. Ketika kita butuh sarana untuk penggantian kita siagakan. Amus standby-nya tiap hari 24 jam," imbuh dia.
Kontributor : Aminuddin
Berita Terkait
- 
            
              PT KAI Siapkan Kereta Tambahan Jika Ada Lonjakan Penumpang saat Pemilu
 - 
            
              Catat! Sembilan Stasiun Kereta Ini Punya Coworking Space
 - 
            
              Lokomotif Berpengatur Suhu Ruangan Resmi Diluncurkan Menteri BUMN
 - 
            
              Dijual Sabtu Dini Hari, Ini Daftar KA Lebaran Tambahan yang Bisa Dipesan
 - 
            
              Sabtu Dini Hari, Tiket Kereta Api Tambahan Lebaran 2019 Mulai Dijual
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Ada Apa? Dedi Mulyadi ke Ruang Kerja Kepala Kejari Purwakarta
 - 
            
              Gaji Tambang Cuma Rp80 Ribu Sehari? Dedi Mulyadi Beri Kompensasi 9 Juta
 - 
            
              Pertemukan 12 Negara, 4th IICF 2025 Pecahkan Rekor MURI untuk "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi"
 - 
            
              3 Nyawa Melayang di Pendopo Garut: Kasus Pernikahan Anak Gubernur Jabar Mandek?
 - 
            
              Pakar ITB Ungkap Proses Rumit dan Mahal di Balik Sumber Air Industri AMDK