Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Jum'at, 26 Juli 2019 | 12:55 WIB
Jenazah Bripka RE tiba di rumah duka. (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJabar.id - Peristiwa polisi tembak polisi di Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Kamis (25/7/2019) kemarin membuat gempar warga sekitar. Ketua RT 03/RW 08 Sumarna memberikan kesaksian terkait insiden tersebut.

Sumarna menuturkan, awal kejadian meninggalnya Bripka RE di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian atau SPK Polsek Cimanggis, saat itu korban bersama kakak iparnya menangkap pelaku tawuran pelajar di daerah Tapos.

Usai ditangkap, kemudian pelaku tawuran pelajar itu dibawa untuk diserahkan di Polsek Cimanggis, Kamis (25/7/2019).

"Saya tahu kejadian jelasnya, dari rekan yang ikut bersama korban ke Polsek Cimanggis menyerahkan pelaku tawuran. Saya juga ditelpon suruh datang ke Polsek, ditelpon tapi mereka yang duluan (datang ke Polsek) sekitar pukul 21.00 WIB," ujar Sumarna, Jumat (26/7/2019).

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi, Istri Bripka RE: Pak Bangun Ini Hari Jumat

Berdasarkan keterangan rekannya, kata Sumarna, rekan korban menunggu di luar Mapolsek. Sedangkan korban masuk untuk melapor ke dalam ruangan SPKT Polsek Cimanggis.

Di dalam ruangan itulah Bripka RE ditemukan terkapar sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Saya tidak tahu dan teman saya juga saat itu nunggu di luar. Di sana, ada anggota Polsek juga, saat kejadian itu," kata dia.

Kemudian sekitar pukul 23.00 WIB, korban dibawa ke RS Polri Kramatjati Jakarta Timur.

Sumarna mengaku tidak mengetahui secara pasti detail terkait insiden berdarah tersebut. Bripka RE meninggalkan dua orang anak dan seorang istri.

Baca Juga: Detik-detik Polisi Tembak Polisi di Depok, Bripka RE Tewas Seketika

"Yang bersangkutan, punya anak dua yang satu lulus SMA. Sedangkan satu lagi baru lulus dari pondok pesantren," ujar Sumarna.

Load More