SuaraJabar.id - Sektor pertanian adalah penyumbang terbesar kedua terhadap perekonomian Indonesia. Namun, masih banyak petani lokal belum dapat menikmati hasil yang adil atas jerih payah mereka.
Menurut data yang diolah TaniGroup (TaniHub dan TaniFund) dari berbagai sumber, dari 35 juta petani di Indonesia mayoritas smallholder farmers yaitu petani yang memiliki lahan tidak lebih dari 0,3 hektare.
Pada umumnya, para petani lokal masih menggunakan teknologi sederhana dalam bekerja dan 61 persen dari mereka berusia di atas 45 tahun. Selain itu, mereka juga seringkali menemui berbagai kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya.
Kemudian, ketergantungan pada middlemen membuat rantai pasok di pertanian sangat panjang, yang mengakibatkan harga yang diterima petani dari penjualan hasil panennya sangat jauh berbeda dengan harga yang dibayar konsumen.
Baca Juga: Puso, Petani Tegal Ajukan Klaim Asuransi Usaha Tani Padi
"TaniHub melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi dalam teknologi informasi," kata CEO dan CoFounder TaniGroup, Ivan Arie Sustiawan, Kamis (15/8/2019).
Didirikan pada pertengahan 2016, usaha rintisan ini memantapkan konsepnya sebagai e-commerce. Kemudian, para pendiri TaniHub menemukan permasalahan lainnya yang dihadapi oleh para petani Indonesia yakni akses keuangan atau permodalan.
Karena itulah, TaniFund lahir untuk menjawab kebutuhan petani untuk pendanaan usaha taninya.
"Kami menyadari kesejahteraan hidup petani hanya dapat ditingkatkan jika upaya perubahan dilakukan dari berbagai sisi dan tidak terbatas pada supply chain saja. Oleh karena itu, pada 2017, kami mendirikan TaniFund sebuah crowdfunding platform yang menyalurkan pendanaan dari lender kepada para borrower, dalam hal ini adalah petani," beber Ivan.
Ia percaya sudah saatnya petani Indonesia melek teknologi dan inovasi agar dapat mengelola usaha pertania. mereka secara lebih profesional dan
meningkatkan skala usaha ke level yang lebih layak secara komersial (commercially viable).
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Tani, Kementan Minta Kabupaten Landak Lakukan Pemetaan
"Dengan visi Agriculture for Everyone (Pertanian untuk Semua Orang), kami berupaya menciptakan sebuah ekosistem di mana petani dan masyarakat umum dapat saling mendukung dan berkontribusi untuk membangun sektor pertanian," jelas Ivan.
Berita Terkait
-
Ibis Styles Bogor Raya Suguhkan Liburan Keluarga Stylish dan Seru: Akses Mudah, Desain Menawan
-
Emas Antam Ludes Diserbu di Bogor! Panik Buying atau Investasi Cerdas?
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Bukan Cuma IM57+ Institute, KPK Turut Dampingi Penyidik yang Digugat Rp2,5 Miliar
-
Eks Anggota Bawaslu Penyuap Gugat Penyidik KPK, Ada Apa? Ini Kata KPK
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura