Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Jum'at, 07 Februari 2020 | 20:59 WIB
Pengungkapan kasus oleh Polres Tasikmalaya terkait pembunuhan oleh kelompok perdukunan, Jumat (7/2/2020). (Ayotasik.com/Irpan Wahab Muslim).

SuaraJabar.id - Kelompok perdukunan pimpinan Asep Rizky (36), warga Cianjur yang menghabisi nyawa Yahya Ali Wafa (43), warga Tangerang, Provinsi Banten, mengandalkan dua taring binatang buas jenis babi untuk praktik perdukunannya.

Kepada Ayotasik.com--jaringan Suara.com, Asep mengaku mendapatkan dua taring babi itu dari wilayah Sumatra. Taring babi itu merupakan salah satu syarat ritual untuk mendapatkan kekayaan.

"Itu taring babi hutan pak, untuk syarat saja saat ritual. Saya dapat dari Sumatra," kata Asep, Jumat (7/2/2020).

Asep menambahkan, dalam ritual untuk mendapatkan kekayaan itu, dua taring babi dipadukan dengan dupa dan sejumlah syarat lainnya.

Baca Juga: Aku Korban Dukun Cabul, Kisah Pelecehan di Balai Pengobatan Tradisional

"Biasa ritual seperti itu ada dupa pak, sambil baca mantra-mantra. Kapok saya sekarang pak kalau sudah begini," kata Asep.

Asep dan temannya yang lain yakni Asep permana (56), Ade Komala (27), Hapid (40), dan Janar (50) Warga Tengerang, terpaksa harus menginap di balik jeruji besi karena menghabisi nyawa Yahya dengan bantuan racun ikan atau portas.

Akibat perbutannya itu, mereka dijerat pasal 340 KUHP dan 304 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara dan 9 tahun penjara.

Load More