Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Ummi Hadyah Saleh
Jum'at, 17 April 2020 | 22:19 WIB
Terminal Bekasi, Jawa Barat, nampak sepi. (Suara.com/Ummi HS)

SuaraJabar.id - Dampak perekonomian akibat pandemi virus corona Covid-19 dirasakan para sopir dan kondektur bus yang ada di Terminal Bekasi, Jawa Barat. Pendapatan mereka semakain tergerus setelah pemerintah setempat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Agus, salah satu sopir Bus Arimbi mengaku pendapatannya berkurang drastis saat pandemi corona dan juga penerapan PSBB di Bekasi. Biasanya, dia bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp 200 ribu per hari.

"Biasanya Rp 200 ribuan, sekarng dapat Rp 40 ribu saja susah," ucap Agus saat ditemui Suara.com di Terminal Bekasi, Jumat (17/4/2020).

Agus menuturkan, dirinya terpaksa bekerja di luar rumah demi mencari sesuap nasi untuk anak istrinya.

Baca Juga: Pasien Corona Terbanyak di Jakarta Ada di Kelurahan Kebon Kosong

Namun penghasilan yang didapat saat ini dirasa hanya bisa untuk makan anak dan istrinya.

"Pusing lagi kaya gini. Rezekinya kaya ayam, dapat hari ini, habis hari ini," ucap dia.

Bahkan Agus menceritakan pernah bertengkar dengan istri karena sedikitnya penghasilan yang ia dapat.

Terminal Bekasi, Jawa Barat, nampak sepi. (Suara.com/Ummi HS)

"Pernah juga ribut sama istri, gimana enggak ribut penghasilan pas-pasan. Kondisi juga sepi penumpang, bisa dapat makan saja alhamdulillah," kata Agus.

Karena itu kata Agus, kondisi saat ini yang membuatnya harus bekerja di luar rumah. Meski demikian, ia juga khawatir tertular virus corona, tetapi Agus kekinian lebih takut tak bisa makan dan membayar kontrakan.

Baca Juga: 47.588 Orang di Jakarta Jalani Rapid Test, 1.791 Positif Corona

"Bukannya saya enggak takut ya, lebih takut enggak bisa makan sama bayar kontrakan," tutur Agus.

Hal yang sama dikatakan Herman salah satu kondektur bus. Herman juga mengaku pusing dengan penghasilan yang tak menentu di tengah pandemi corona.

Pasalnya dirinya harus menafkahi anak istri di rumah.

"Makin sepi, bingung juga kasih makan anak istri. Penumpang aja paling banyak tiga orang," katanya.

Herman mengatakan mau tidak mau bekerja di luar meski ada imbauan dari pemerintah untuk bekerja dari rumah. Namun jika ia tak bekerja dirinya tak bisa makan.

"Bukannya kita nggak mau di rumah, kita kan tulang punggung keluarga. Saya lebih takut nggak bisa makan," tutur Herman.

Ia berharap pandemi corona segera berakhir sehingga dirinya bisa kembali mendapat penghasilan seperti biasa.

"Semoga cepat selesai corona, biar penghasilan kami sebagai supir dan kondektur kembali seperti normal," katanya.

Load More