Menurutnya, ketahanan pangan bisa terwujud kalau ada kesinambungan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya, antara pertanian yang saling membutuhkan dengan peternakan.
Hal itu terjadi di Al-Ittifaq, dimana sayuran sisa panen yang sudah tidak layak konsumsi dijadikan sebagai pakan ternak. Sebaliknya, kotoran ternak pun diolah sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan biogas, dan sisanya menjadi pupuk untuk tanaman.
Sistem cocok tanam pun dilakukan secara permakultur dimana penanaman bermacam sayuran didesain sedemikian rupa agar terjadi kesinambungan dan stok pangan bisa tetap terjaga sepanjang tahun. Konsep ramah lingkungan pun termasuk dalam sistem permakultur.
"Pertambahan penduduk yang terjadi menjadi masalah disini, maka solusinya permakultur," ujar Irawan..
Baca Juga: Ketahanan Pangan Desa Sumurgeneng dan Wadung Tuban, Anti Lapar saat COVID
Sektor perternakan pun dilakukan dengan konsep integrated farming system. Konsep buhun itu terus dijaga oleh Al-Ittifaq dalam mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi dengan peternakan.
"Siklus ini tetap berjalan dari zaman dulu sampai sekarang. Konsep ini kan yang dijaga dari dulu oleh Al-Ittifaq. Makanya ngomong kemandirian ketahanan pangan ya apa ya, (bikin) bala-bala, wortel, kol, semuanya ada disini," jelasnya.
Praktisi Ketahanan Pangan dari Yayasan Odesa, Basuki Suhardiman mengatakan sistem pertanian yang digagas Al-Ittifaq tentu bisa menjadi contoh bagaimana pengentasan masalah ketahanan pangan dilakukan dari sebuah institusi keagamaan. Menurutnya, nilai ajaran Islam yang diterapkan Kang Haji, diterapkan ke dalam konsep pertanian.
"Apa yang dilakukan Al-Ittifaq itu contoh. Menurut saya pesantren yang seperti itu baru Al-Ittifaq, di Jabar. Dia punya lahan terbatas, ya udah pakai, bekas sisa makanan dijadikan pupuk untuk tanah. Itu dilakukan oleh Al-Ittifaq," tukasnya.
"Ini kan dari value Islam, jangan ada yang mubazir itu teman setan, Kyai Fuad selalu bilang seperti itu," tambahnya.
Baca Juga: Ketahanan Pangan Indonesia Tergantung Besar Kecilnya Impor
Konsep yang diusung Al-Ittifaq memang sangat umum sekali dimana munculnya ide untuk bertani saat kondisi pesantren terhimpit masalah stok pangan.
Berita Terkait
-
Dukung Ketahanan Pangan, Yasa Artha Trimanunggal Akuisisi SAM Air
-
Dukungan Program Perluasan Lahan Tani 4 Juta Hektar dan AUTP untuk Ketahanan Pangan
-
Becermin dari Tangisan Bawang Putih: Pangan Lokal, Pangan yang Berdaulat
-
Mardiono Siapkan Transisi Kepemimpinan Soal Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan
-
Pertamina EP Adera Field Dorong Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten PALI
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Rooms Inc d'Botanica Bandung Ikut Semarakkan Program Akhir Tahun Artotel Wanderlust Bertajuk "Serenata Akhir Tahun"
-
Miris! Pelajar SMA Cianjur Jadi Kurir Narkoba Internasional, Raup Untung Puluhan Juta
-
Lari Sambil Donasi, OPPO Run 2024 Kumpulkan Dana untuk Pemberdayaan Disabilitas
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024