Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 21 Oktober 2020 | 17:05 WIB
Hiu Megalodon. (nexter.org)

SuaraJabar.id - Hiu terbesar yang pernah tertangkap di dalam memori manusia adalah hiu megalodon. Hiu ini diprediksi hidup di sudut paling gelap Bumi. Informasi tentang megalodon pun kerap menjadi incaran peneliti maupun masyarakat umum.

Jejak megalodon ternyata bisa ditemui di aeral perbukitan Desa Gunungsungging Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Di lokasi ini, banyak orang berburu gigi hiu megalodon yang dalam bahasa setempat disebut "huntu gelap".

Areal perburuan ini terpisah di sejumlah titik. Cirinya banyak ditemukan seperti bekas tambah tanah, banyak pecahan batu dan bekas galian ditebing-tebing perbukitan.

Dari data yang dihimpun sukabumiupdate.com-jaringan suara.com, sedikitnya ada lima kampung di Desa Gunungsungging yang dijadikan lokasi pencarian fosil gigi hiu purba ini oleh warga, yaitu di Kampung Cigulingan, Kampung Salenggang, Kampung Curuglubang, Kampung Cigintung dan Kampung Cilutung.

Baca Juga: Bukan Paus, Ini Dikonfirmasi sebagai Ikan Terbesar di Lautan

Yang cukup ramai didatangi pemburu huntu gelap adalah di perbukitan Kampung Cigulingan. Di sini sejumlah warga sudah berhasil menemukan satu, dua bahkan ada yang rangkaian gigi hiu purba dari ukuran sebesar kelingking hingga telapak tangan orang dewasa.

“Selama pandemi selain bertani warga memang berburu huntu gelap. Lumayanlah dijual banyak yang cari jadi a ada pemasukan. Tapi lokasi bekas galian juga jadi rusak, dan rawan longsor, juga banyak pohon tumbang," ucap Ceun, pemilik lahan galian huntu gelap di Kampung Cigulingan RT 05/06 Desa Gunungsungging, Rabu (21/10/2020).

Menurut Ceun, untuk menemukan fosil gigi hiu purba warga memang harus menggali atau mencari bebatuan khas dibawah tanah. Warga menyebutnya batu papan yang berada diatas batu pesek da dibawah bebatuan cadas.

"Tidak semuanya perbukitan ada huntu gelap. Biasanya pemburu survei dulu, mencari tanda-tanda yaitu fosil kerang. Biasaya jika ditemukan banyak fosil kerang dibebatuannya, maka disekitar lokasi itu ada fosil gigi hius purbanya,” jelasnya sambil menunjukkan fosil kerang dibebatuan yang ada di lahan miliknya.

Di lokasi milik Ceun ini banyak pemburu yang berhasil mendapatkan gigi hiu purba, sehingga makin banyak warga yang datang untuk berburu dan menggali.

Baca Juga: 7 Gempa di Laut Selatan Sukabumi, Aktivitas Sesar Cipamingkis Meningkat?

Load More