SuaraJabar.id - Gatot Brajamusti dikabarkan meninggal dunia akibat sakit stroke pada Minggu (8/11) kemarin saat masih menjalani vonis hukuman di penjara.
Ketua Perhimpunan Artis Film Indonesia (PARFI) itu ditangkap polisi akibat kasus narkoba pada Agustus 2016. Diketahui, lelaki yang juga berprofesi sebagai guru spiritual itu telah memakai obat terlarang tersebut selama bertahun-tahun.
Penggunaan zat-zat terlarang seperti narkoba memang dipercaya bisa memperparah kondisi kesehatan seseorang, terlebih saat mereka memiliki faktor risiko stroke.
Menurut Kementerian Kesehatan, hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke juga menjadi penyebab paling umum dari gangguan serebrovaskular.
Penyakit serebrovaskular berkontribusi pada morbiditas dan kecacatan yang terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang. Penyalahgunaan narkoba memiliki peningkatan risiko stroke hemoragik dan iskemik.
Dikutip dari situs NCBI, jenis narkoba yang lebih sering dikaitkan dengan stroke adalah stimulan psikomotorik, seperti amfetamin dan kokain dan yang lebih jarang terlibat adalah opioid dan obat-obatan psikotomimetik, termasuk ganja.
Skrining toksikologi untuk obat-obatan terlarang harus dilakukan pada pasien muda dengan stroke tanpa penyebab yang jelas, atau jika disarankan oleh riwayat atau pemeriksaan.
Baca Juga: Tiba di Rumah Duka, Jenazah Aa Gatot Langsung Disalatkan di Masjid
Meskipun pada beberapa pasien mekanisme stroke diidentifikasi dengan menggunakan neuroimaging dan alat diagnostik modern lainnya, dalam sebagian kecil kasus mekanisme stroke masih belum jelas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ancam Ekonomi Warga, Mulyadi 'Tantang' Hanif Soal Penyegelan Wisata Puncak yang Kian Panas
-
BYD ATTO 1 Tunjukkan Kelincahan dan Efisiensi di Rute Bandung-Garut
-
Viral! Kasur Pasien RSUD Cut Meutia Aceh Digerayangi Belatung, Netizen: Malah Tambah Sakit
-
Lagi! Siswa SD di Ciamis Keracunan Massal Usai Santap MBG
-
Mau Lihat Pegawai Termalas Pemprov Jabar? Di Sini Kata Dedi Mulyadi