SuaraJabar.id - Tangannya saling mengepal dalam ikatan borgol besi, Eri Rustandi hanya tertunduk diam. Ia enggan lepaskan cebo atau penutup kepala. Malu ia kata.
Tawaran minum dan makan ditolaknya. Ia beralasan tengah menjalani puasa sunnah.
Pria berumur 43 tahun itu merupakan pelaku jambret perhiasan anak-anak. Ia baru saja diamankan Unit Resmob Satreskrim Polres Cimahi, belum lama ini.
Matanya terlihat berkaca-kaca, teringat enam anaknya. Apalagi si bungsu yang baru saja menginjak usia tiga tahun. Ucapan ulang tahun tak sempat ia katakan, karena polisi terlebih dahulu menangkapnya, di Sukabumi, saat ia bersembunyi di rumah anak sulungnya.
"Saya sangat menyesal harus seperti ini. Saya malu saya kasihan sama anak-anak dan istri di rumah," kata Eri, saat Suara Jabar menemuinya, di Ruangan Resmob Satreskrim Polres Cimahi, Kamis (12/11/2020).
Alasan Eri nekat melakukan aksi jambret, dirinya tengah dirundung kebingungan untuk membayar hutang. Di akhir bulan September lalu, Eri bertemu seseorang yang ia enggan sebutkan namanya. Orang tersebut, berprofesi sebagai rentenir.
Kebetulan saat itu, Eri memang tengah memerlukan uang. Ia berkebutuhan untuk membayar pajak motor. Eri pun meminjam uang Rp500 ribu kepada orang tersebut. Tidak ada jaminan apapun atas pinjaman itu, hanya Eri diminta untuk mengembalikan uangnya sebesar satu juta rupiah.
"Waktu itu saya hanya diminta fotocopy KTP saja. Tenggat waktu peminjamannya satu bulan," ucapnya.
Urusan pembayaran paja motor beres sampai di situ. Hari demi hari ia lewati, sampai masuklah waktu pembayaran. Ia diteror oleh rentenir tersebut. Beberapa kali bunyi ponselnya, menjadi teror sang rentenir terhadap Eri.
Baca Juga: Guru Ngaji Jadi Jambret karena terlilit Utang Rentenir
"Saya beberapa kali bertemu di luar rumah. Saya ancam agar segera membayar hutang saya. Dia ngancamnya mau ke rumah saya, dan mau nagih ke istri saya," katanya.
Eri pun mulai panik. Ia takut sang rentenir itu mendatangi rumahnya. Eri bergumam dalam pikirnya. Dia berceloteh, dari mana untuk melunaskan hutang. Untuk makan dia dan anak istri pun sulit.
Keseharian Eri tidak bekerja. Ia hanya berprofesi sebagai guru ngaji bagi anak-anak serta para masyarakat tempat ia tinggal, di Gang Kramat, Cibeber, Kota Cimahi.
Meskipun ia memiliki sampingan sebagai calo makelar tanah, namun sudah hampir setahun lebih Eri tidak mendapat proyek.
"Kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ada yang ngasih dari warga. Ngajar gaji pun saya tidak minta bayaran," ucapnya.
Setiap bulannya, Eri mendapat bantuan dari pemerintah. Ia mendapat honor sebagai guru ngaji dengan honor 100 ribu rupiah, per bulan. Honor tersebut, tidaklah cukup untuk menghidupi anak istrinya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Murah Kualitas Bagus untuk Mahasiswa 2025: Spek Dewa, Harga Sahabat Kosan!
-
3 Laboratorium Rahasia Narkotika Beroperasi di Bogor dan Cimahi
-
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Irigasi Karawang
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Keseimbangan Air di Tengah Industri: Tantangan, Riset, dan Upaya Konservasi