Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 30 Desember 2021 | 17:09 WIB
Raymond Westerling. [Antara]

SuaraJabar.id - Benteng pertahanan peninggalan Belanda di Kabupaten Bandung Barat ini menyisakan banyak cerita. Mulai dari kekejaman penjajah, hingga dugaan adanya harta karun bernilai tinggi yang sengaja ditanam di dalam benteng itu.

Benteng penuh kisah itu adalah Benteng Gedong Dalapan yang berada di Kampung Pasir Gagak, RT 02/03, Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin.

Benteng Gedong Dalapan ini merupakan sebuah bangunan berbentuk ruangan dan bunker.

Kondisi benteng tersebut kini kondisinya sudah rusak dan tak terurus. Tembok di setiap bangunannya itu sudah ada yang runtuh dan tertimbun oleh tanah dan rumput liar.

Baca Juga: Viral Keluhan Warga Risih Baca Nama Kedai Tahu Susu, Keluhannya Tuai Perdebatan

Kondisi di sekitarnya yang sudah beralih fungsi dijadikan area perkebunan seperti ditanam singkong, jagung dan sayuran.

Berdasarkan catatan sejarah, benteng yang berada di Pasir Gagak dengan ketinggian sekitar 764 mdpl dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada abad ke-19 awal atau sekitar tahun 1900-1906, dengan material pondasi baru dan cor.

Benteng Gedong Dalapan di Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, Bandung Barat yang merupakan peninggalan Belanda. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Luas komplek Benteng Pertahanan ini kurang lebih 25 hektare yang berfungsi sebagai tempat untuk mengawasi dan menjaga aset Pemerintah Kolonial Belanda kala itu yang tersebar di Bandung Barat.

Abah Atang (84), salah satu warga yang menjadi saksi keberadaan benteng pun bercerita bawah bahwa pembuatan benteng tersebut dipimpin oleh seseorang yang dikenal dengan sebutan Tuan Bengkok dan Tuan Jackson. Benteng tersebut menurutnya dulu cukup megah.

"Sepengetahuan Abah, masih remaja kondisi disini masih hutan Belanda. Bangunan itu dijadikan oleh tentara untuk perang jadi tempat pertahanan," kata Abah Atang kepada Suara.com belum lama ini.

Baca Juga: Mandek di Gedung Sate, Begini Nasib Pelantikan Plt Wali Kota Bandung

Bukan hanya sebagai tempat untuk mengawasi dan bertahan, di Benteng Dalapan juga disebut Abah Atang merupakan tempat untuk menyimpan senjata.

Di Benteng Gedong Dalapan diyakini ada sejumlah harta karun yang mempercayai masih tersimpan didalam ruangan itu milik pemerintah Kolonial Belanda.

"Ya mau percaya atau tidak, banyak harta kartun peninggalan di sana seperti pedang samurai di sana," ungkap Abah Atang.

"Fakta terpenting bahwa benteng ini adalah saksi bisu kekejaman Westerling," terang pegiat sejarah, David Riksa Buana saat dihubungi Suara.com belum lama ini.

Kisah jahanam Westerling sebagai pembantai bangsa Indonesia berlanjut. Ia mendukung kudeta terhadap pemerintah yang dilakukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Gerakan tersebut mencoba menguasai Bandung tahun 1950 namun gagal.

Westerling dan para pembelot, gagal menguasai Bandung maka APRA mundur ke arah Cianjur. Sial bagi mereka, Divisi Siliwangi sudah mencegat di sana dan menghabisi para pembelot negara tersebut.

Tapi Westerling tidak ikut terbunuh dalam penghadangan itu. Ia pun melarikan diri. Bahkan menurut David, komandan pasukan elit Belanda itu juga pernah bersembunyi di sebuah di Kota Cimahi dan Bandung Barat.

"Bahkan informasi selama sembunyi di daerah Bandung Barat sempet jadi bos truk," ucap David.

Load More