"Jadi memang ada yang kuli gotongnya dari sini. Ada yang dibawa ke Belanda," ucap Wawan.
Namun dari cerita yang didapatnya, aktivitas perkebunan koka hingga pabriknya mulai terhenti setelah Belanda tidak lagi berkuasa. Apalagi tahun 1945 Indonesia menyatakan kemerdekannya, yang diikuti dengan penyerahan kedaulatan hingga aset-asetnya.
Setelah itu menurut Wawan muncul gerakan yang dinamakan 'zaman gedor' dimana bangunan peninggalan Belanda mulai dihancurkan warga. Termasuk pabrik produksi kokain di Citembong, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat.
Kini, sudah tidak ada lagi tanaman kola di sana dan bekas bekas pabriknya sudah menjadi kebun warga. Meski begitu, Wawan menunjukan sedikit puing-puing pondasi tersisa dari aktivitas produksi kokain di Citembong. Sementara batu-batu bekas pondasi sisanya udah diambil.
Lokasi bekas pabrik tersebut juga berada di tepi Sungai Citarum yang menjadi pembatas dengan Kabupaten Cianjur. Lahan bekas tanaman dan pabri koka sebagian besar sudah dimiliki warga untuk ditanammi berbagai jenis sayuran.
"Saya ada yang ditanami pisang, bonteng (timun). Sekarang udah milik warga, termasuk saya. Ada sertifikatnya," ujar Wawan.
Keterangan tambahan didapat dari salah seorang pegiat sejarah, David Riksa Buana. Berdasarkan keterangan pemberitaan berbahasa Belanda De Locomotief pada 1938 diadakan pengerjaan Jembatan Gantung Bayabang di atas Sungai Citarum.
Bataviaasch Nieuwsblad juga menurunkan berita pada 12 September 1938 terkait Peresmian jembatan Bayabang yang dihadiri sejumlah pejabat di tingkat Provinsi Jawa Barat, Bupati Bandung, Bupati Sumedang, Bupati Purwakarta dan Bupati Cianjur.
"Jembatan baru ini memiliki panjang total 86 meter, dirancang oleh pensiunan chief engineer V dan W Jürgensen West dan dieksekusi oleh Biro Teknis Soenda di Bandoeng," terang David.
Baca Juga: Total Kokain Ditemukan di Perairan Anambas Ternyata 43 Kilogram
Jembatan itu ditengarai sebagai akses untuk mengangkut hasil kokain produksi Citembong. Meskipun dalam Bataviaasch Nieuwsblad pada 4 Juni 1936 menuliskan nilai penting pembangunan jembatan terkait aktivitas pembelian teh pucuk dari penduduk untuk pabrik-pabrik di Cianjur.
"Iya betul, kan dulu belum ada Jalan Citarum. Ada jalan yang tembus ke Cianjur," ucap David.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jawa Barat Sepekan, Ini Daftar Wilayah Terdampak
-
IPB University Larang Keras Sivitas Akademika Kerja Sama dengan Israel
-
Guru Besar IPB ke Influencer: Hati-hati Sampaikan Informasi Kesehatan
-
Telapak Tangan Basah Bikin Minder? Jangan Pasrah, Ini 5 Solusi Hiperhidrosis dari Dokter Ahli
-
Keringat Berlebih di Telapak Tangan? dr. Stella Aprilia Bocorkan Cara Jitu Mengatasinya