SuaraJabar.id - Bek Persib Bandung, Nick Kuipers buka suara soal perubahan keputusan mendadak Komite Disiplin (Komdis) PSSI yang datang beberapa jam sebelum kick-off menghadapi PSIS Semarang, terkait larangan bermain dirinya.
Seperti diketahui, Persib menghadapi PSIS Semarang pada pekan ke-26 kompetisi BRI Liga 1 2023-2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa (27/2/2024) malam, namun beberapa jam menjelang kick-off ada perubahan keputusan larangan bermain bagi pemain Persib.
Dalam salinan putusan yang diterima Persib pada Selasa, 27 Februari 2024 sore, Komdis PSSI menganulir hukuman kartu merah Alberto Rodriguez pada pertandingan melawan Barito Putera dan mengalihkannya kepada Nick Kuipers.
Keputusan tersebut, membuat Persib yang sebelumnya sudah mempersiapkan Nick Kuipers harus mengubah strategi di lini pertahanan beberapa jam menjelang kick-off.
Menurut Nick Kuipers, perubahan keputusan Komdis PSSI tersebut sangat aneh, pasalnya perubahan sanksi datang beberapa jam menjelang kick-off.
"Ini gila. Ini sangat gila dan ini tidak seharusnya terjadi. Ini melanggar aturan yang mereka sendiri buat," kata Nick Kuipers, Kamis (29/2/2024).
"Mereka bisa tetap memberikan hukuman kepada Alberto atau mereka membatalkan kartu untuk Alberto, tapi mereka memberi kartu kepada saya, itu gila," ucapnya menambahkan.
Selama berkarier sebagai pemain sepak bola profesional, Nick mengaku belum pernah menemukan kasus seperti ini. Sehingga, dia merasa aneh dengan adanya perubahan keputusan mendadak dari Komdis PSSI.
"Saya tidak pernah melihat ini sebelumnya, tapi ini yang saya alami sekarang," ungkap pemain yang menggunakan nomor punggung 2 ini.
Baca Juga: Persib Menang, Bojan Hodak Semprot Komdis PSSI: Ini Bukan Gim PlayStation
Pemain yang sudah menyumbangkan satu gol di kompetisi BRI Liga 1 2023-2024, belum mengetahui berapa pertandingan dia bakal absen memperkuat skuat Maung Bandung akibat perubahan sanksi dari Komdis PSSI.
"Saya tidak tahu, tiba-tiba kemarin, saya sedang berada di perjalanan menuju stadion untuk bermain dan mendadak satu jam sebelum pertandingan saya tidak bisa bermain. Ini gila tapi saya tidak bisa mengubahnya," ucapnya.
Selain itu, Nick belum bisa berbicara panjang lebar mengenai kemungkinan melakukan banding atas putusan dari Komdis PSSI. Namun, menurutnya perubahan keputusan tersebut sangat aneh.
"Saya tidak tahu, saya harus berdiskusi dengan klub tetapi apa yang mereka lakukan di laga terakhir ini sulit dipercaya," tegas pemain kelahiran Maastricht Belanda ini.
Kontributor : Rahman
Berita Terkait
-
Persib Menang, Bojan Hodak Semprot Komdis PSSI: Ini Bukan Gim PlayStation
-
5 Fakta Menarik Kemenangan Persib atas PSIS: Stefano Beltrame Jadi Bintang
-
Perang Saudara di Laga Persib vs PSIS: Zola Siap Hantam Beckham
-
1200 Personel Bakal Jaga Laga BRI Liga 1 Persib vs PSIS, Ada Apa?
-
Geram dengan Kepemimpinan Wasit Erfan, Persib Tegas Ambil Langkah Ini
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
Terkini
-
Gerbong Purwakarta Tiba di Jabar: Ini Daftar Lengkap 10 Pejabat yang Diboyong Dedi Mulyadi
-
Bedol Desa Pejabat Purwakarta, Sekda Jabar Klaim Bukan Gerbong Dedi Mulyadi
-
Palu Diketok! Cirebon Timur Jadi Daerah Otonomi Baru, Penantian 20 Tahun Demi Pelayanan Publik
-
Helmy Yahya Dapat Jabatan Baru Lagi di Jawa Barat
-
3 Fakta di Balik Rencana 'Pecah Kongsi' 10 Daerah di Jabar