SuaraJabar.id - Korban yang rumahnya terdampak pergerakan tanah di Kampung Gempol, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat direlokasi ke lahan milik Pemkab Sukabumi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi bencana.
"Lokasi yang dijadikan untuk relokasi warga Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu sudah disurvei Dinas Permukiman Kabupaten Sukabumi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," kata Camat Palabuhanratu Deni Yudono kepada ANTARA, Minggu (22/12/2024).
Menurut Deni, untuk lokasinya berada di Kampung Pasirgoong yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi bencana pergerakan tanah. Lahan seluas tujuh hektare untuk relokasi itu merupakan milik Pemkab Sukabumi yang saat ini masih dalam kajian Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BPVMBG) untuk mengetahui layak atau tidaknya.
Selain itu, rencananya di lahan tersebut akan dibangun 101 rumah untuk penyintas bencana pergerakan tanah dari Kampung Gempol. Sementara untuk pembuatan site plan menunggu kajian dari BPVMBG.
Kebijakan merelokasi warga yang tinggal di Kampung Gempol khususnya mereka yang terdampak bencana pergerakan tanah, karena sudah tidak layak untuk didirikan permukiman karena tanah hingga kini masih terus bergerak.
Di sisi lain, untuk meringankan penderitaan para penyintas yang saat ini masih berada di tenda pengungsian dan sebagian ada yang tinggal di rumah kerabatnya maupun mengontrak, pihaknya telah menyalurkan sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Kemudian memberikan bantuan trauma healing untuk meningkatkan semangat sembari mengedukasi para penyintas untuk melakukan pengungsian secara mandiri baik ke sana saudara maupun mengontrak sementara.
Untuk biaya mengontrak, para korban terdampak bencana akan mendapat bantuan dana dari BNPB sebelum mereka di relokasi ke tempat yang lebih aman. Kemudian untuk menyemangati warga, Bupati Sukabumi Marwan Hamami beserta jajaran pada Minggu ini melakukan kunjungan sekaligus menyerahkan bantuan darurat.
Warga pun diimbau untuk tidak kembali lagi ke rumahnya yang lama apalagi sampai menghuninya kembali karena rawan terjadi bencana susulan yang bisa menyebabkan hal tidak diinginkan.
Baca Juga: BPBD: 67 Persen Wilayah Jawa Barat Bercurah Hujan Tinggi pada Natal dan Tahun Baru
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- 32 Tahun Bungkam, Mantan Suami Ancam Bongkar 'Kartu AS' Yuni Shara Usai Dituduh KDRT
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Kacamata Kece di Bawah Rp 500 Ribu: Nyaman, Stylish, dan Nggak Bikin Kantong Jebol
-
5 Fakta Keren di Balik Proyek Tol Probowangi Rp4 Triliun yang Siap Hubungkan Ujung Timur Jawa
-
Babak Baru Korupsi Rp222 Miliar Bank BJB: KPK Panggil Bos Agensi Iklan, Kasus Semakin Terkuak
-
Siap-siap! 25 Ribu Unit Rumah Subsidi Akan Diluncurkan Tahun Ini
-
5 Fakta Mengejutkan Jalan 'Perawan' di Bogor yang Baru Dibangun Setelah 79 Tahun Merdeka