Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 30 April 2025 | 18:32 WIB
Kasatreskrim Polres Cianjur, Jawa Barat AKP Tono Listianto.ANTARA/Ahmad Fikri. (Ahmad Fikri)

"Kami sudah meminta klarifikasi dan keterangan dari 10 orang mulai dari penanggungjawab CV, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Cianjur, Ahli Gizi SPPG, tiga orang staf, tim pengemas, dan dua orang kurir pengantar makanan," katanya.

Untuk memastikan penyebab keracunan masal tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan Labkesda Provinsi Jawa Barat, guna melakukan pemeriksaan cepat sampel makanan yang telah disita. [Antara].

Kronologi Kejadian

Pada 21 April 2025, sebanyak 165 siswa dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, dan diare setelah menyantap makanan dari program MBG. Sebagian besar korban dirawat di fasilitas kesehatan setempat.

Baca Juga: Gunung Padang Bakal Dirombak, Klaim Piramida Terjawab?

Temuan Awal

Pemeriksaan laboratorium terhadap wadah makanan (ompreng) yang digunakan dalam program MBG mengungkapkan adanya kontaminasi tiga jenis bakteri: Staphylococcus sp., Escherichia coli, dan Salmonella sp.. Bakteri-bakteri ini dikenal dapat menyebabkan gangguan pencernaan serius.

Tindakan Penanganan

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, langsung turun ke Cianjur untuk meninjau kondisi para siswa dan mengevaluasi operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat. Sebagai langkah preventif, BGN menambahkan satu standar operasional prosedur (SOP) baru, yaitu pembersihan sisa makanan dilakukan di SPPG, bukan di sekolah.

Baca Juga: Pembersihan Lumpur dan Penyaluran Air Bersih Pasca Banjir di Cianjur Dimulai

Load More