Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 01 Juni 2025 | 20:55 WIB
Proses evakuasi korban longsor di Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, Minggu (1/6/2025). ANTARA

17. Sanadi Bin Darya (47), Gempol, Cirebon.

18. Nalo Sanjaya (53), Dukupuntang, Cirebon.

19. Wahyu Galih (26), Cipanas, Cirebon.

Adapun enam korban yang masih dalam pencarian antara lain:

Baca Juga: Tragedi Gunung Kuda Cirebon, 2 Tersangka Ditetapkan dan Tambang Ditutup Permanen

1. Muniah (45), Cikeduk, Cirebon.

2. Sudiono (51), Dukupuntang, Cirebon.

3. Tono Bin Sudirman (57), Dukupuntang, Cirebon.

4. Dedi Setiadi (47), Dukupuntang, Cirebon.

5. Nurakman (51), Dukupuntang, Cirebon.

Baca Juga: Kadis Dinsos Bogor: PSK Enggak Perlu Dikirim ke Sukabumi atau Cirebon, Kita Tampung Sendiri

6. Puji Siswanto (50), Majalengka. [Antara].

Cirebon

Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya antara lintas tengah dan utara Jawa. Pada tahun 2024, jumlah penduduk kota Cirebon sebanyak 356.629 jiwa, dengan kepadatan 9.036 jiwa/km2.

Pada awalnya Cirebon berasal dari kata sarumban, Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama Caruban (carub dalam bahasa Jawa artinya bersatu padu). Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa di antaranya Jawa, Sunda, Tionghoa, dan unsur-unsur budaya bangsa Arab), agama, bahasa, dan adat istiadat. kemudian pelafalan kata caruban berubah lagi menjadi carbon dan kemudian cirebon.

Selain karena faktor penamaan tempat penyebutan kata cirebon juga dikarenakan sejak awal mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan cai-rebon (bahasa Sunda: air rebon), yang kemudian menjadi cirebon.

Load More