Andi Ahmad S
Jum'at, 26 September 2025 | 22:31 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Bandung. ANTARA/Ricky Prayoga
Baca 10 detik
  • Program Makan Bergizi Gratis Jawa Barat alami keracunan massal, menimpa ribuan siswa di berbagai wilayah.

  • Gubernur Dedi Mulyadi evaluasi total program MBG, termasuk audit independen dapur dan bahan makanan.

  • Evaluasi fokus logistik dan waktu masak yang terlalu lama, usul desentralisasi dapur dekat sekolah.

SuaraJabar.id - Kabar mengejutkan datang dari Jawa Barat. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjamin asupan nutrisi anak sekolah, justru berujung pada kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di beberapa wilayah, mulai dari Kabupaten Garut hingga Bandung Barat.

Menanggapi insiden memilukan ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tidak tinggal diam. Ia mengagendakan pertemuan penting dengan penanggung jawab program MBG di Jabar pada Senin (29/9) mendatang, menandai dimulainya evaluasi besar-besaran terhadap program vital ini.

"Hari Senin saya akan mengundang Kepala MBG perwakilan wilayah Jawa Barat untuk membahas secara bersama-sama mengevaluasi peristiwa-peristiwa yang terjadi," ucap Dedi dilansir dari Antara.

Gubernur Dedi Mulyadi menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tersebar di seluruh Jawa Barat.

Ia bahkan berencana untuk meminta audit independen terhadap dapur-dapur tersebut, memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.

"Yang kedua evaluasi jenis-jenis bahan makanan, yang digunakan apakah itu merupakan bahan makanan yang bermutu atau tidak," kata KDM, sapaan akrabnya.

Selain itu, Gubernur juga menyoroti masalah waktu dan logistik yang berpotensi menjadi sumber masalah. Apabila proses memasak dimulai pukul 00.00 WIB, sementara makanan baru disajikan kepada siswa pada pukul 12.00 WIB, rentang waktu yang terlalu lama ini berisiko tinggi menyebabkan kontaminasi.

Ilustrasi Keracunan MBG di Bandung, Jawa Barat [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Oleh karena itu, Dedi Mulyadi berencana melakukan evaluasi terhadap jam operasional dapur SPPG.

"Harapan saya ke depan dapur itu didekatkan dengan sekolah, dan tingkat yang dilayaninya jangan terlalu jumlahnya ribuan karena siapapun tidak akan sanggup untuk mengelola jumlah makanan ribuan. Masaknya tiap hari tidak pernah berhenti," ujarnya, mengusulkan desentralisasi dapur untuk efisiensi dan keamanan.

Baca Juga: Penyebab Keracunan Massal Masih Misteri, Tiga Dapur MBG di Bandung Ditutup untuk Investigasi

Jarak tempuh dari dapur MBG ke sekolah yang relatif jauh juga diidentifikasi sebagai faktor risiko yang perlu diminimalisir.

Sebelumnya, ribuan siswa sekolah mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG dari dua dapur SPPG yang bermasalah, yakni di Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat.

Akibatnya, ratusan korban terpaksa mendapatkan perawatan medis karena mengalami sejumlah gejala parah setelah mengkonsumsi sajian MBG tersebut.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) merespons cepat dengan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai insiden ini.

Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan korban dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh. Tak hanya itu, Pemkab Bandung Barat juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bermasalah di wilayah tersebut.

Penutupan ini menjadi langkah awal untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi secara ketat.

Fakta mengejutkan lainnya, Pemkab Bandung Barat juga akan mengevaluasi secara menyeluruh 85 dapur MBG yang ada di wilayahnya, karena diketahui sebagian besar belum memiliki sertifikasi sehat. Ini menunjukkan skala masalah yang cukup besar dan perlu penanganan serius.

Terkait apakah program MBG akan dihentikan sementara atau tidak, Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan akan bertemu dengan pihak Badan Gizi Nasional (BGN) terlebih dahulu.

"Ya nanti kita hari Senin kita bicara dulu dengan Kepala Perwakilan wilayah Jawa Barat. Bagaimana komitmen dia Setelah melihat komitmennya nanti pemerintah provinsi akan mengambil keputusan," kata dia.

Load More