Andi Ahmad S
Senin, 06 Oktober 2025 | 15:27 WIB
Ilustrasi meteor di langit Cirebon, Jawa Barat [Freepik]
Baca 10 detik
  • Fenomena bola api dan dentuman di Cirebon adalah meteor besar yang melintas dan jatuh di Laut Jawa.

  • Profesor Thomas Djamaluddin (BRIN) konfirmasi kejadian itu ilmiah, bukan ledakan; tidak ada bahaya bagi warga.

  • Dentuman keras diakibatkan oleh gelombang kejut gesekan meteor saat memasuki lapisan atmosfer yang padat.

SuaraJabar.id - Fenomena langit yang menghebohkan warga Cirebon dan sekitarnya pada Minggu (5/10) malam, berupa penampakan bola api terang dan dentuman keras, kini menemukan titik terang.

Profesor astronomi terkemuka dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menegaskan bahwa peristiwa misterius tersebut adalah meteor cukup besar yang melintas dan jatuh di wilayah Laut Jawa.

Penjelasan ini meredakan kekhawatiran masyarakat sekaligus memberikan pemahaman ilmiah mengenai kejadian langka tersebut.

Fenomena dramatis ini terekam oleh mata dan telinga warga pada Minggu (5/10) sekitar pukul 18.30 WIB.

"Sejumlah warga melaporkan melihat bola api melintas cepat sebelum menghilang di kejauhan serta mendengar suara dentuman keras," ungkap laporan.

Penampakan visual yang cepat berlalu ini terutama terlihat jelas di beberapa kecamatan di Cirebon bagian timur, termasuk kawasan Lemahabang, memicu perbincangan hangat di media sosial dan lingkungan masyarakat.

Tak hanya kesaksian mata, bukti pendukung juga muncul dalam bentuk rekaman kamera pengawas (CCTV) yang menangkap visual bola api yang meluncur pada pukul 18.35 WIB.

Bahkan, secara ilmiah, sensor seismik milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan kode ACJM turut mendeteksi adanya getaran signifikan pada pukul 18.39 WIB, memperkuat narasi kejadian luar biasa ini.

Profesor Thomas Djamaluddin, yang dikonfirmasi di Jakarta pada Senin (6/10), memberikan analisis mendalam.

Baca Juga: Misteri Cahaya dan Dentuman di Cirebon: Polisi Selidiki, BRIN Sebut Meteor Besar Jatuh di Laut Jawa

"Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas," katanya dilansir dari Antara.

Menurut perkiraannya, meteor tersebut jatuh di wilayah Laut Jawa. Jalur lintasannya pun spesifik, setelah sebelumnya melintasi wilayah Kabupaten Kuningan dan Cirebon dari arah barat daya sekitar, Minggu (5/10), pukul 18.35-18.39 WIB.

Thomas menjelaskan bahwa suara dentuman yang besar itu bukanlah ledakan di daratan, melainkan hasil dari proses masuknya meteor ke wilayah dengan atmosfer yang lebih rendah.

Ketika benda langit seukuran meteor besar memasuki lapisan atmosfer yang lebih padat, gesekan ekstrem dengan udara akan menciptakan gelombang kejut.

"Ketika memasuki atmosfer yang lebih rendah, (maka) menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pukul 18.39.12 WIB," jelas Thomas.[Antara].

Load More