- Dana desa akan dialokasikan untuk pangan
- Tak hanya untuk pertanian namun juga untuk memaksimalkan MBG
- Sleman akan menggandeng BUMKal untuk memaksimalkan dana desa
SuaraJabar.id - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Sleman mendorong alokasi Dana Desa digunakan secara optimal untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa.
Langkah ini sekaligus diharapkan dapat menjadi fondasi bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas PMK Sleman, R. Budi Pramono, menuturkan bahwa kebijakan ini sejalan dengan Permendes No. 2 Tahun 2024 dan Kepmendesa No. 3 Tahun 2025 yang menekankan alokasi minimal 20 persen Dana Desa digunakan untuk program ketahanan pangan.
"Alokasi 20 persen ini nanti akan diupayakan untuk mendukung swasembada pangan yang diharapkan bisa melibatkan Bumdes/BUMKal," kata Budi, dikutip, Kamis (30/10/2025).
Disampaikan Budi, anggaran ketahanan pangan yang bersumber dari Dana Desa berkisar antara Rp200 juta hingga Rp500 juta.
Jumlah ini dinilai cukup signifikan apabila dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Misalnya kerja sama dengan BUMKal, itu kan ada beberapa unit usaha, bisa saja disalurkan ke kelembagaan lain, kelompok wanita tani, atau kelompok-kelompok lain," ucapnya.
Budi menegaskan, program ketahanan pangan tersebut memiliki keterkaitan erat dengan MBG.
Ketika ketahanan pangan di desa sudah terbangun, maka pasokan bahan pangan bergizi untuk program MBG dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Akan Hentikan Dapur MBG yang Racuni Siswa
"Ini tentu juga ada rangkaiannya dengan MBG. Maksudnya ketika ketahanan pangan itu terbangun, ini bisa mensupport keberadaan dari makan bergizi gratis," ujarnya.
Ditambahkan Budi, melalui perputaran ekonomi yang terjadi di desa dapat digunakan masyarakat untuk mengembangkan usaha berbasis pangan seperti pertanian dan peternakan.
Hal itu akan memberi dampak lebih luas tidak hanya mendukung gizi masyarakat melainkan juga memperkuat kemandirian ekonomi desa.
"Diharapkan perputaran uang itu muncul juga berputar di desa tersebut. Sehingga masyarakat bisa mengembangkan misalnya pertanian, peternakan dan sebagainya," ujar dia.
Sebagai bentuk pengawasan, pihaknya memastikan akan rutin melakukan monitoring dan evaluasi (monev).
Sehingga nantinya alokasi penggunaan Dana Desa itu benar-benar efektif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pecah Rekor! Indonesia Akhirnya Ekspor Langsung 48 Ton Durian Beku ke Tiongkok
-
Gandeng Sandiaga Uno, Kadin Tasikmalaya Perkuat Ekosistem Bisnis Nasional
-
Masuk Usia 130 Tahun, BRI Kenang Raden Bei Aria Wirjaatmadja sebagai Pendiri Visioner
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya