Andi Ahmad S
Rabu, 03 Desember 2025 | 15:44 WIB
Kondisi rumah yang terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (2/12/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/bar]
Baca 10 detik
  • Pusat riset baru (I-CAN) IPB University diluncurkan sebagai jawaban ilmiah atas bencana hidrometeorologi, fokus pada solusi berbasis alam (Nature-based Solutions).

  • I-CAN bertujuan memitigasi risiko bencana melalui riset terapan dan kolaborasi erat dengan pemerintah pusat untuk perbaikan hutan kritis.

  • Pelestarian alam hadapi tantangan mata pencaharian lokal dan ego sektoral, didukung penuh Pemerintah Kanada sebagai terobosan riset.

SuaraJabar.id - Bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Sumatera hingga Aceh belakangan ini menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Tidak hanya bagi korban di lokasi, kecemasan juga dirasakan hingga ke lingkungan kampus IPB University, Bogor.

Banyak mahasiswa perantauan yang kini putus kontak dengan keluarga mereka di kampung halaman akibat infrastruktur komunikasi yang lumpuh.

Momentum memprihatinkan ini menjadi latar belakang emosional sekaligus pemicu semangat dalam peluncuran IPB Centre for Applied Research in Nature-based Solutions (I-CAN), di ICC Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/12/2025).

Peluncuran I-CAN ini merupakan pusat riset sebagai jawaban ilmiah dan inovatif untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB University sekaligus Dewan Pengarah I-CAN, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat, mengungkapkan keprihatinannya.

"Semoga bencana di Sumatera sampai Aceh segera bisa tertangani. Karena banyak juga mahasiswa kita, yang sampai dengan saat ini belum bisa berkomunikasi dengan keluarganya," ujar Prof. Dodik.

Prof. Dodik menegaskan bahwa I-CAN hadir sebagai pusat riset terapan. Fokus utamanya adalah Nature-based Solution atau solusi yang memanfaatkan kekuatan alam itu sendiri untuk memitigasi risiko.

"Mudah-mudahan kedepan ada pembelajaran untuk bersama-sama dari bencana alam di Sumatera-Aceh ini," tambahnya.

Baca Juga: Pakar IPB Bongkar Penyebab Cuaca Horor Hantam Sumatera

I-CAN dirancang kata dia untuk melakukan penelitian dengan konsep terbarukan yang menyesuaikan kondisi alam terkini. Langkah konkretnya, lembaga ini akan langsung berkolaborasi dengan pemerintah pusat.

"Kita kedepan akan berkordinasi soal bencana ini. Karena I-CAN juga memiliki peran penting. Alhamdulillah bisa dielaborasi dengan kementerian kehutanan saat ini, dengan program aplikasi yang terkoneksi," jelas Prof. Dodik.

IPB Luncurkan I-CAN di IPB International Convention Center, Rabu 3 Desember 2025 [Andi Ahmad/Suara.com]

Tujuannya jelas, perbaikan kondisi hutan yang kritis agar Indonesia bisa segera beralih menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Peluncuran ini juga dihadiri oleh Project Director FINCAPES dari University of Waterloo, Bill Duggan.

Dalam pandangannya, tantangan terbesar pelestarian alam di Indonesia bukan hanya soal teknis, tapi juga masalah perut dan koordinasi.

Bill menyoroti realitas di lapangan di mana masyarakat seringkali terpaksa merambah hutan demi menyambung hidup.

Load More