SuaraJabar.id - Hasil mediasi yang dilakukan antara Pemimpin Padepokan Trisula Weda yang mengaku sebagai Imam Mahdi, Winardi dengan pimpinan muspika wilayah setempat menghasilkan tiga kesepakatan.
Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo mengatakan hasil mediasi yang digelar di Kantor Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019) malam dituangkan dalam beberapa poin yakni, Pertama, ketua atau pimpinan Trisula Weda sebagai Imam Mahdi yakni Winardi menyatakan dan menyadari kesehatan dan menyatakan telah bertobat dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan MUI Depok, Ormas Islam dan Pemerintah Kecamatan Sawangan.
Kedua, akan menutup selamanya kegiatan kegiatan yang selama ini dilaksanakan oleh kelompok Trisula Weda dan tidak akan mengadakan acara apapun maupun dan membatalkan acara Halal bi halal yamg telah mereka rencanakan sebelumya. Ketiga akan mengubah cat tempat ibadah berupa bangunan mushola yang menyerupai bangunan Kabbah.
Sebelumnya, Winardi mengaku Imam Mahdi berawal dari mimpi atas perintah Allah SWT. Dia mengklaim, nama julukan Imam Mahdi itu diberikan Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.
Baca Juga:Dicap Sesat, MUI: Klaim Imam Mahdi Winardi Bisa Picu Konflik Sosial
Dalam mimpi, Winardi melalui perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi, Kelurahan Belahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat ke kampung halamanya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di sanalah Winardi bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.
"Setelah itu saya diperjalankan ke Tanah Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi)," kata Winardi di kantor Kecamatan Sawangan, Kamis (30/5/2019), kepada wartawan.
Sesampainya di tanah suci, Winardi menceritakan dirinya diarahkan oleh para leluhurnya untuk memadu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.
"Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah," ucap dia menyesalkan.
Atas kejadian ini, tentunya setelah mendapatkan nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah SWT.
Baca Juga:Geger Satpam Mengaku Imam Mahdi, Winardi Punya 100 Pengikut di Padepokan
"Bahwa kegiatan saya lakukan salah dan keliru, saya tobat. Saya menyesal. Pengikut saya sekitar 70-an," pungkasnya.
- 1
- 2