Ini Alasan DPRD Kota Depok Ajukan Raperda Anti LGBT

Dinsos Depok terus berupaya memecahkan masalah dan menurunkan penularan HIV/Aids di Depok.

Chandra Iswinarno
Senin, 22 Juli 2019 | 17:50 WIB
Ini Alasan DPRD Kota Depok Ajukan Raperda Anti LGBT
Ilustrasi LGBT. (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok Jawa Barat memastikan jumlah warga Kota Belimbing tersebut yang terjangkit HIV/Aids atau Odha mencapai 1.079 orang. Jumlah tersebut merupakan hasil pencatatan kader pendamping yang tersebar di 11 kecamatan di Depok.

"Itu data keseluruhanya, seperti laki suka laki (LSL) , waria, pekerja seks, anak-anak, dan lainya. Kami tidak tahu data untuk gay," kata Kasi Pemberdayaan PMKS Dinsos Depok, Ermanila kepada Suara.com di kantornya pada Senin (22/7/2019).

Saat dikonfirmasi, soal data Dinsos Depok yang mengungkapkan ada 114 orang dari 222 orang mengidap HIV adalah gay, ia menjelaskan data tersebut berada di Komisi Penanggulangan Aids (KPA) yang masih di bawah naungan dinasnya.

"Itu data HIV yang terjangkit kaum gay ada di KPA Depok. Kami hanya mendata keseluruhanya saja. Itu pun datanya dari KPA Depok," katanya.

Baca Juga:Mendagri Persilakan DPRD Depok Ajukan Raperda Anti LGBT

Dari jumlah tersebut, sambungnya, Dinsos Depok terus berupaya memecahkan masalah dan menurunkan penularan HIV/Aids di Depok. Tak hanya itu, Dinsos Depok juga memberikan edukasi soal HIV kepada masyarakat terutama pada pelajar dan memberikan pelatihan kreatif bagi para Odha atau orang yang terjangkit HIV.

"Sudah berjalan dan kita punya 33 kader dan LSM yang dibawahi Komisi Penangulangan Aids (KPA) Kota Depok yang tersebar di 11 kecamatan. Tugas mereka mendampingi Odha untuk minum obat," katanya.

Sementara itu, Ketua LK3, Wulandari Eka Sari membenarkan 114 orang dari 222 orang yang mengidap HIV adalah gay. Jumlah tersebut ada dalam rentang waktu dari bulan Maret hingga Desember 2017.

"Untuk penderita HIV/ AIDS bisa ke KPAD kota Depok. Data ya benar," kata dia.

Sementara itu, Ketua KPA Sekretaris II KPA Kota Depok Khaerudin mengatakan peningkatan jumlah laki-laki berhubungan seks dengan sesama, meningkat pesat pada 2014 yakni sebanyak 4.932 orang dan kemudian bertambah menjadi 5.791 orang.

Baca Juga:Wali Kota Depok Nilai Kajian Raperda Anti LGBT Tak Komprehensif

"Datanya ada di bagian data, jadi kami belum bisa memberikan data tersebut," katanya.

Ia menambahkan, data tersebut berasal dari kader dan LSM yang bekerjasama dengan KPA Depok dan Dinsos. Mereka bekerja mencatat dan mendampingi para Odha di tiap kecamatan.

"Kita mendata Odha dengan cara pendekatan secara persuasif . Kita bisa mengetahui warga yang terjangkit HIV itu disebabkan karena apa? , biasanya diketahui dari prilaku, perbuatanya, ucapan, bergaul, tatap muka, dan lainya," paparnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, DPRD Kota Depok mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) anti kelompok lebian, gay, biseksual dan Transgender atau LGBT. Partai Gerindra sebagai partai yang terdepan akan perjuangkan Raperda Anti LGBT di Depok.

Hal itu diungkapkan Anggota Fraksi Partai Gerindra Hamzah. Alasan Fraksi Partai Gerindra mengajukan Raperda anti LGBT intinya dari landasan filosofis, sosiologi, dan landasan Yuridis.

Salah satu alasan pengajuan tersebut terkait dengan keberadaan sesama jenis yang mengidap HIV. Data tersebut berasal dari Dinsos Depok yang mengungkapkan ada 114 orang dari 222 orang yang mengidap HIV adalah para gay. Data tersebut dihimpun dari organisasi dan Puskesmas yang bermitra dengan Dinsos Depok sepanjang Januari hingga Maret 2017 lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini