SuaraJabar.id - Aktivitas proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di Desa Puteran Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa dihentikan Satuan Tugas Citarum Harum Sektor 13 pada Rabu (8/1/2020).
Penghentian tersebut bersifat sementara karena diduga proyek tersebut mencemari aliran sungai Cileleuy dengan semen dan lumpur.
Menurut keterangan Ketua RW 10 Desa Puteran Udin Samsudin, air sungai Cileuleuy yang biasa digunakan warga untuk mengairi persawahan disinyalir telah tercemar. Akibatnya, seluas 50 hektare sawah di beberapa kampung Desa Puteran tercemar.
"Sekarang kalau garap sawah jadi gatal-gatal. Ada sekitar 50 hektare sawah di hilir mulai dari Kampung sukamanah, Cigatrot, Sukaresmi, Patrol dan Kampung Gunung Susuru itu terkena dampak," ujarnya seperti diberitakan Ayobandung.com-jaringan Suara.com pada Kamis (9/1/2020).
Baca Juga:Dianggap Penyebab Banjir, Walkot Jaktim Minta PT KCIC Buat Sarana Olahraga
Sementara itu, Komandan Sektor 13 Kolonel Infanteri Nazwardi Irham menegaskan, pihaknya sengaja menghentikan aktivitas proyek KCIC agar pihak pengembang bertanggung jawab.
"Sungai Cileleuy tercemar oleh limbah semen dan bercampur lumpur," katanya.
Nazwardi mengemukakan, pihaknya tak akan menghalang-halangi proses pembangunan kereta cepat yang merupakan program pemerintah. Hanya saja dia juga memiliki tanggung jawab atas aliran sungai baik dari anak hulu sungai hingga bermuara ke Citarum.
"Kita sudah meminta pihak pengembang untuk membuat Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) agar air dari terowongan tidak langsung dibuang kesungai," katanya.
Menanggapi hal tersebut, pihak pengembang proyek Kereta Cepat Hoang telah berjanji segera memperbaiki saluran pembuangan limbah pengeboran terowongan.
Baca Juga:Buntut Kebakaran Pipa Minyak Pertamina, Ridwan Kamil Bakal Panggil PT KCIC
Selain akan membangun beberapa titik bak penampungan, pihaknya juga bakal mengeruk disposal (tumpukan tanah) yang menumpuk di bibir sungai.
- 1
- 2