Penelitian ITB: Pandemi Virus Corona Berakhir Pertengahan April 2020

Pakai permodelan Richards Curve.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 19 Maret 2020 | 12:13 WIB
Penelitian ITB: Pandemi Virus Corona Berakhir Pertengahan April 2020
Pelatih kiper Persib Bandung, Luizinho Passos (kanan) menjalani pemeriksaan sebagai upaya pencegahan pandemi Virus Corona. Proses pemeriksaan ditangani oleh tim dokter Persib di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Senin (16/3/2020). [Suara.com/Aminuddin]

“Tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit karena tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung pasien COVID-19 sehingga krusial sekali bagi kita untuk menjaga laju penyebaran tetap ada di dalam kontrol kita," kata Nuning mengusulkan jika belum bisa dihilangkan sepenuhnya.

Sebelumnya juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan hasil dari penanganan SARS CoV-2 penyebab virus corona akan mulai bisa terlihat hasilnya pada April 2020.

"Setelah dilaksanakan kegiatan bersama dengan masyarakat, diharapkan pada April kita sudah bisa melihat hasilnya dan kita berharap ini sudah mulai terkendali," kata Yurianto dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020) kemarin.

Yuri mengatakan dalam beberapa hari terakhir memang terjadi akselerasi jumlah positif virus corona tipe baru dan COVID-19. Itu merupakan hal yang lazim sebagaimana terjadi di negara-negara lain. Menurut dia, jumlah positif virus corona akan semakin bertambah, tetapi dia memperkirakan hal itu tidak akan terjadi dalam waktu yang relatif lama.

Baca Juga:Korban Terus Bertambah, Jokowi Instruksikan Tes Corona Diperbanyak

"Akselerasi kenaikan itu terjadi kita semakin intensif melakukan contact tracing sehingga menemukan semakin banyak kasus. Di sisi lain, masyarakat juga semakin peduli dan mau diperiksa," ujar dia.

Hal itu, kata Yuri menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menyiapkan sarana dan prasarana untuk penanganan COVID-19 yang lebih baik.

Jarak sosial

Hingga sekarang belum ditemukan vaksin virus corona, maka bentuk pencegahan dari meluasnya penyebaran virus dapat dilakukan dengan cara memutus rantai penularannya.

Salah satu metode untuk memutus rantai penularan tersebut, menurut dia, dengan melakukan pembatasan sosial atau yang sering disebut social distancing.

Baca Juga:Rawat Istri ODP Covid-19 di Hotel, Suami Pasien Heran Dokter Takut Pulang

Dengan adanya pembatasan sosial, harapannya setiap masyarakat tidak akan menjadi penular maupun tertular karena tidak melakukan kontak dengan siapapun sehingga laju penyebaran dapat menurun atau setidaknya terjaga konstan.

Hasil dari kajian tersebut bagi Nuning ditujukkan untuk memberikan informasi yang benar dan jelas untuk pemberitaan yang simpang siur terkait gambaran dan penanganan yang seharusnya dari fenomena pandemi virus corona secara eksak di Indonesia.

"Saya makanya cukup terkejut ketika tulisan saya ini viral dan ramai dibahas oleh netizen Indonesia. Gara-gara keresahan saya ini, publik jadi semakin tahu bahwa matematika juga bisa membantu dan mengambil peran dalam menghadapi kasus pandemi," ujar Nuning.

Tercatat sampai Rabu (18/3/2020), pukul 12.00 WIB, ada 227 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 11 pasien sembuh sementara 19 lainnya meninggal dunia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini