SuaraJabar.id - Menteri Perhubungna, Budi Karya Sumadi mengatakan ada 50 penumpang dan 12 kru dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Dari 50 penumpang, salah satunya bernama Sarah Beatrice Alomau. Belakangan diketahui, pemilik nama tersebut ternyata masih hidup karena tidak berada di dalam pesawat.
Sarah sendiri kaget sekaligus syok, lantaran namanya tercantum dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Sarah sebenarnya tidak menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ182. Identitasnya dipakai oleh rekannya untuk menjadi penumpang pesawat nahas tersebut.
Baca Juga:Anggota DPR Minta Jangan Sebar Hoaks Korban Pesawat Sriwijaya Air
Sarah Beatrice Alomau mengakui sempat kaget dan syok saat namanya masuk dalam daftar manifest pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan sekitar Kepulauan Seribu.
“Dia kaget namanya muncul di TV, sedangkan dia tidak pernah berangkat,” kata pengacara Richard Riwoe yang ditunjuk organisasi keluarga besar NTT mendampingi Sarah, Senin (11/1/2021) sebagaimana dilansir Suara.com.
Minggu (10/1) malam, kata Richard, Sarah dan dirinya melakukan klarifikasi ke Posko Sriwijaya di Bandara Soekarno - Hatta.
Richard mengatakan, ada dugaan bahwa teman dekatnya yang bernama Selvin Daro menggunakan nama Sarah berikut identitasnya.
Namun ia menegaskan, KTP asli dan semua identitas Sarah masih di tangan kliennya tersebut.
Baca Juga:Video Desain Pesawat Canggih, Diklaim Bisa Selamatkan Nyawa Penumpang
Sementara Sarah sendiri tidak tahu Selvin menggunakan identitasnya untuk berangkat ke Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
“Selvin Daro diduga menggunakan entah foto, fotokopi, atau scan KTP atas nama Sarah Beatrice Alomau sebagai syarat untuk terbang dengan pesawat Sriwijaya SJ-182 tersebut. KTP asli atas nama Sarah Beatrice Alomau masih dipegang oleh Sarah hingga saat ini,” katanya.
Richard mengatakan, berdasarkan cerita Sarah yang merupakan rekan kerja Selvin di kawasan Pergudangan 8, ada dugaan Selvin membeli tiket ke Pontianak secara online untuk mengunjungi kerabatnya.
Namun hal itu tidak diceritakannya kepada Sarah, sehingga kliennya sama sekali tidak mengetahui bahwa sahabatnya menggunakan nama bahkan identitasnya untuk terbang.
Sarah dan Selvin memang tinggal di daerah yang berdekatan dan selama ini Selvin mengontrak tempat tinggal tak jauh dari Sarah tinggal.
Richard memastikan, selama bergaul dengan Selvin, Sarah tidak pernah meminjamkan identitas apa pun termasuk KTP kepada Selvin.
“Ada CCTV semestinya ini bisa dicek kembali, dan mestinya untuk persyaratan terbang harus menunjukkan KTP asli, apalagi juga ada persyaratan terbang rapid antigen. Kenapa ini bisa lolos terbang,” katanya.
Oleh karena itu, Richard meminta pihak Sriwijaya untuk tetap bertanggung jawab atas kelalaian yang dimaksud dan tetap mengupayakan pemberian asuransi atas nama Selvin Daro meskipun namanya tidak tercantum dalam manifest.
Selvin Daro diketahui berasal dari Ende, NTT, dan menurut Richard sampai saat ini keluarga Selvin belum melapor kepada pihak Sriwijaya karena ada kemungkinan belum mengetahui bahwa keluarganya menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat tersebut.