Sulit Cari Kondom di Malam Hari Jadi Penyebab Tingginya Kasus HIV?

Warga diimbau untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko seperti bergonta-ganti pasangan dan hubungan seks tidak menggunakan alat pengaman kondom.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 25 Februari 2021 | 16:00 WIB
Sulit Cari Kondom di Malam Hari Jadi Penyebab Tingginya Kasus HIV?
Ilustrasi kondom [Freepik]

SuaraJabar.id - Sepanjang 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat ada 41 warga yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Mereka semua diduga tertular HIV dari hubungan seks berisiko.

Untuk itu, Dinkes Kota Cimahi mengimbau warganya untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko seperti bergonta-ganti pasangan dan hubungan seks tidak menggunakan alat pengaman kondom.

"Penyebab penularan HIV-AIDS melalui seks bebas. Sedangkan penularan melalui jarum suntik tahun ini (2020) tidak ditemukan," ungkap pemegang Program HIV-AIDS dan IMS pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyono kepada Suara.com, Kamis (25/2/2021).

Dari 41 warga yang terinfeksi HIV di tahun 2020, Mulyono mengatakan 4 di antaranya sudah berstatus Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Baca Juga:Kenalin Nih Osin, Penari Cantik di Video Klip Atta Halilintar

Sementara yang terdata sejak tahun 2005 hingga 2020 tercatat ada 522 orang. Rinciannya, 319 HIV dan 203 sudah menjadi AIDS.

Dari total kasus HIV-AIDS yang terdata, sebanyak 59 orang di antaranya meninggal dunia sejak tahun 2005. Khusus tahun 2020 ada 13 orang yang meninggal.

"Biasanya kematian disebabkan keterlambatan test sehingga sudah menjadi AIDS. Intinya ditemukan sudah dalam keadaan AIDS," jelas Mulyono.

AIDS sendiri merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Dalam kondisi ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Mulyono mengungkapkan, setiap tahunnya temuan penderita HIV-AIDS di Kota Cimahi selalu ada. Hal itu diketahui berdasarkan test yang dilakukan pada populasi yang berisiko tinggi.

Baca Juga:Rela Sandang Status Janda di Usia Muda, Alasannya Bikin Sedih

Seperti pada Wanita Pekerja Seksual (WPS), transgender, gay, biseksual, pengguna narkoba jarum suntik dan pengguna tattoo.

"Kalau LSL (laki seks laki) masuk seks bebas. Penemuan kasus waria positif kalau Cimahi aja waria 1 orang, LSL ada 6 orang," sebutnya.

Mulyono menegaskan, HIV-AIDS sendiri tidak bisa disembuhkan. Penderita hanya diberikan obat sesuai resep dokter. Konsumsi obat tersebut dilakukan agar virusnya tidak semakin berkembang.

"Patuh minum obat ARV sesuai advise dokter sehingga kesehatan ODHA dapat dipertahankan," imbuhnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman menambahkan, untuk menjaring penderita HIV-AIDS, pihaknya melakukan screening terhadap ibu hamil sesuai arahan dari Pemprov Jabar.

Dalam proses screening tersebut, bukan hanya HIV-AIDS yang disasar. Tapi bersamaan dengan Hepatitis B dan Sipilis. Apabila ditemukan, maka pihaknya bisa segera melakukan antisipasi dan pengobatan.

"Proses screening-nya bukan hanya HIV, jadi triple elimination berbarengan sama Hepatitis B dan Sipilis. Diperiksa secara bersamaan," kata Romi.

Sementara itu, seorang pria dengan orientasi seksual gay, Jhon (nama samaran) mengaku kondisi pembatasan aktivitas di masa pandemi Covid-19 membuat ia dan beberapa kawannya kesulitan mendapatkan alat pengaman kondom di malam hari.

Hal ini disebabkan oleh pembatasan jam operasional tempat mereka membeli kondom yaitu minimarket di Kota Cimahi.

"Kadang kalau malam suka susah cari kondom soalnya mini marketnya dah pada tutup. Ada sih di apotek yang 24 jam, tapi kadang kalau jauh males," ujar Jhon.

Ia tak menampik, orientasi seksual yang ia jalani berisiko tinggi jika tidak menggunakan kondom saat berhubungan dengan pasangan.

"Jadi mesti saling sadar aja. Simpel siapin dari siang tuh kondom. Pokoknya jangan nekat gak pake kondom," ujarnya. [Suara.com/Ferry Bangkit Rizki]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini