Bisa Picu Perceraian dan Kekerasan pada Perempuan, Waspada Cabin Fever!

Pandemi Covid-19 ini picu kekerasan dalam rumah tangga. Situasi yang sudah tidak kondusif itu kemudian menjadikan pasangan suami istri memilih untuk bercerai.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 26 Februari 2021 | 12:28 WIB
Bisa Picu Perceraian dan Kekerasan pada Perempuan, Waspada Cabin Fever!
ILUSTRASI KDRT. Selama pandemi Covid-19, banyak orang mengalami sindrom cabin fever. Sindrom ini dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga hingga perceraian. [Shutterstock]

"Kita melihat KDRT itu menjadi salah satu point besar yang terjadi yang diikuti dengan kekerasan ekonomi, tidak puas dengan kondisi finansial. Jadi saya simpulkan tingkat kekerasan terhadap perempuan yang mengakibatkan perceraian itu sangat signifikan," ungkap Anti.

"Ternyata kekerasan itu yang mengakibatkan percerian bukan hanya dilihat dari soal kekerasna fisik semata, tapi ada juga kekerasan secara ekonomi, dan komunikasi tidak dua arah, terjadi ekspetasi yang tidak nyambung," sambung Anti.

Menurut Anti, angka perceraian ini akan terus bertambah dan dipastikan ada kekerasan di dalamnya. Sebab disaat masyarakat masih beradaptasi dengan Covid-19, tapi kondisi perekonomian belum membaik.

"Jadi tingkat stres kita tinggi ketidakpastian terhadap kehidupan kita tinggi. Ujung-ujungnya kesehatan mentalnya terganggu," paparnya.

Baca Juga:Perceraiannya Dituduh Settingan, Rachel Vennya: Semoga Bisa Bikin Seneng

Jadi disaat seperti ini, lanjut Anti, pasangan suami istri seharusnya tidak lagi menjadikan budaya patriarki dalam menjalani bahtera rumah tangga. Dimana laki-laki sebagai tonggak utama untuk mencari nafkah.

Seharusnya, dalam mencari nafkah dilakukan bersama-sama dan tidak mengandalkan suami saja. Sebab budaya seperti itu masih mengakar, maka akan rentan terjadinya friksi.

"Begitu laki-laki kena dampak, pasti ribut nih. Tidak dinafkahi, tapi tuntuan berat. Budaya patriakri masih mengakar kuat yang menjadikan perceraian tinggi," ujar perempuan yang juga Direktur Eksekutif Daya Riset Advokasi untuk Perempuan dan Anak Indonesia (DROUPADI) itu. [Suara.com/Ferry Bangkit Rizki]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak