SuaraJabar.id - Cuaca dan suhu di wilayah Jawa Barat sering kali tidak menentu dan berubah dengan cepat akhir-akhir ini.
Fenomena cuaca dan suhu udara yang tidak menentu ini merupakan salah satu ciri bahwa saat ini Jawa Barat tengah memasuki musim pancaroba, yakni peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Di samping berpotensi menyebabkan bencana alam, peralihan musim ini juga berpotensi mempengaruhi kesehatan.
Perubahan suhu udara dan cuaca yang tidak menentu di musim pancaroba membuat orang cenderung lebih sering berada di tempat tertutup.
Baca Juga:Hari Terakhir Mogok Produksi Tahu dan Tempe: Besok Harga Naik
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra Herdiana mengatakan, salah satu penyakit yang muncul di musim pancaroba adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Penyakit ini lebih mudah menular di musim pancaroba karena sebagian orang lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tertutup, sehingga kontak antar orang menjadi lebih dekat.
Rendahnya kelembaban udara membuat virus flu akan bertahan lebih lama. “Pada umumnya ISPA ini ditandai dengan gejala batuk pilek hingga sakit tenggorokan kemudian disusul dengan gejala demam hingga pegal-pegal.
Untuk saat ini ISPA sukar di bedakan apakah suatu infeksi biasa atau dengan Covid-19, hanya pemeriksaan swab yang dapat membedakannya,” ujar Asep, Minggu (30/5/2021).
Di samping itu, penyakit yang perlu diwaspadai di musim pancaroba adalah demam berdarah dengue (DBD) dan cikungunya.
Baca Juga:Hindari Karbo, Makan Malam Protein Nabati Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung 10 Persen
Menurut Asep, potensi 2 penyakit yang disebabkan vektor nyamuk aides aigety ini sangat berpotensi terjadi di musim pancaroba.
“Suhu yang tidak menentu memungkinkan populasi nyamuk meningkat. Gejala penyakit ini seperti sakit kepala, sakit otot atau nyeri sendi, mual muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, serta terdapat bintik-bintik merah di kulit,” ucapnya.
Ia menuturkan, penyakit lain yang mungkin saja menjangkit adalah diare. Yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar (BAB) yang encer dan sakit perut yang melilit. Penyakit ini biasanya akibat mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi oleh virus atau bakteri.
“Jadi biasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) salah satunya cuci tangan sebelum makan dan menutup makanan agar tidak terkontaminasi,” kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, penyakit yang mungkin muncul di musim pancaroba adalah typoid (tipes) dan gatal-gatal. Asep menambahkan, sebagai upaya pencegahan tidak terkena penyakit di musim pancaroba, masyarakat harus menggalakan perilaku hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga serta meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh.
“Makan makanan dengan gizi seimbang dan istirahat yang cukup untuk menjaga imunitas,” pungkasnya.