Semburan Lumpur di Cirebon Berbahaya, ESDM: Hewan Saja Mati

Tadi kita sudah lakukan pemantauan dimana ada burung, jangkrik dan ikan yang mati akibat semburan, ujar dia di lokasi semburan lumpur Cirebon.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 02 Juni 2021 | 17:35 WIB
Semburan Lumpur di Cirebon Berbahaya, ESDM: Hewan Saja Mati
Semburan lumpur yang terjadi di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. [ANTARA/Khaerul Izan.]

SuaraJabar.id - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat memastikan semburan lumpur di Blok Desa, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon berbahaya bagi manusia.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa hewan seperti burung yang tiba-tiba mati saat mendekat ke lokasi semburan lumpur.

Dinas ESDM sendiri sudah mengambil sampel dari semburan lumpur tersebut untuk diteliti di labolatorium. Dari pengambilan sampel, suhu di titik pusat semburan berada di angka 50 derajat celcius.

“Tadi kita sudah lakukan pengambilan sampel dari titik semburan,” kata
Arip Budiman selaku PLT Kasi Penambangan Dan Air Tanah Dinas ESDM Provinsi Jabar a, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga:Pemerintah Bakal Kurangi Pasokan Premium di Jawa, Madura, Bali

Dikatakannya, sampel yang diambil yakni lumpur, suhu, air dan batu yang selanjutkan akan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kandungan pasti dari semburan.

“Kita sudah lakukan pengambilan bahan-bahan yang akan di bawa ke laboratorium untuk mengetahui pasti kandungannya, suhu disemburan itu aja 50 derajat” ungkap dia.

Dari hasil pantauan disekitar wilayah semburan tersebut terdapat sejumlah hewan mati akibat kandungan dari semburan tersebut.

“Tadi kita sudah lakukan pemantauan dimana ada burung, jangkrik dan ikan yang mati akibat semburan,” ujar dia.

Masih kata dia, pada tahun 2014 lalu sempat pihaknya sempat melakukan pengujian kandungan semburan tersebut yang berupa uap.

Baca Juga:Jabatan Kadis ESDM Kalbar Dihapus, Sejumlah Nama Dapat Tugas Baru

Nantinya akan dilakukan singkronisasi data antara kandungan pada tahun 2014 dengan kandungan pada tahun ini yang bercampur dengan air akibat hujan.

“Tahun 2014 memang kita sudah lakukan penelitian tapi saat itu hanya uap aja, kalo sekarang ada airnya akibat hujan yang nantinya kita akan lakukan singkronisasi,” tutur dia.

Lanjut dia, dipastikan semburan tersebut berbahaya bagi manusia dimana disekitar lokasi itu tercium kandungan minyak tanah yang sangat menyengat.

“Hewan aja pada mati, apalagi bau minyak tanah sangat menyengat dan ini sangat berbahaya bagi manusia,” ucap dia.

Sementara itu, Kuwu Desa Cipanas, Maman Sudirman mengatakan jika semburan tersebut sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu.

“Saya lahir pada tahun 70’an dan semburan ini sudah ada,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini