Modal Rp 10 Ribu, Dewan Sukses Raup Omzet Puluhan Juta dari Bisnis Dorokdok

Tak harus memiliki modal besar. Namun dengan ketekunan, usahanya bisa terus berkembang hingga seperti sekaran ini.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 28 Juli 2021 | 08:00 WIB
Modal Rp 10 Ribu, Dewan Sukses Raup Omzet Puluhan Juta dari Bisnis Dorokdok
Dewan (52) perajin kerupuk kulit atau dorokdok di Kampung Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Dewan (52) warga Banjaran, Kabupaten Bandung mungkin tak 10 kilogram bahan baku kerupuk kulit atau dorokdok yang ia beli dengan harga Rp 1.000 per kilogram pada tahun 1995 lalu bakal membawanya meraih omzet puluhan juta per bulan pada saat ini.

Jika dihitung-hitung, Dewan hanya mengeluarkan modal awal Rp 10.000 pada saat pertama kali mencoba peruntungan di bisnis dorokdok.

Tak harus memiliki modal besar. Namun dengan ketekunan, usahanya bisa terus berkembang hingga seperti sekaran ini.

Dewan merupakan perajin kerupuk dorokdok di Kampung Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Baca Juga:Telemedicine Tak Jangkau Seluruh Warga, Wakca Balaka Desak Pemprov Jabar Lakukan Ini

Keluarga Dewan sejak puluhan tahun lalu memang sudah bergerak dalam memproduksi kerupuk, namun masih dalam skala kecil.

"Awalnya membuat kerupuk awut, baru membuat kerupuk dorokdok itu tahun 1995," ujar Dawan, Selasa (27/7/2021).

Bahan baku kulit sebanyak 10 Kg yang dibeli dari Garut tersebut kemudian diolah menjadi kerupuk dorokdok. Modal terus ditambah hingga produksi pun bertambah.

Krisis moneter pada 1998 menjadi berkah tersendiri bagi Dewan. Pada waktu itu, karena harga kulit yang naik, membuat para tetangganya menghentikan produksi kerupuk dorokdok, karena tidak mau berspekulasi.

"Waktu krisis moneter 1998, saya berani menaikkan harga dari semula Rp 50 per bungkus menjadi Rp 100 per bungkus. Yang lain pada memilih tidak jualan karena takut dorokdok tidak ada yang membeli," ujarnya.

Baca Juga:Terungkap! Hengky Kurniawan Tak Pernah Dilibatkan di Satgas Covid-19 selama Jadi Wabup KBB

Karena tetangganya yang sebagian besar sama memproduksi kurupuk dorokdok berhenti produksi, kerupuk dorokdok Dewan menjadi kebanjiran pesanan. Bahkan dalam sehari bisa mengolah 2 kuintal bahan baku.

"Jadi untung besar waktu itu," katanya.

Dari keuntungan waktu krisis moneter tersebut, membuat Dewan memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya.

Walaupun tidak kebanjiran pesanan seperti dulu, kini setiap bulan Dewan masih bisa mendapat omzet dari bisnis kerupuk dorokdok sampai puluhan juta rupiah.

"Sekarang setiap pekan paling bisa menjual 2-3 kuintal. Setiap kuintalnya bisa menghasilkan Rp8 juta-Rp9 juta," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini