Petani di Bandung Barat Malah Bersedih saat Panen Raya, Ini Penyebabnya

Plt Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan penurunan harga sayuran memang dampak dari PPKM.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 07:00 WIB
Petani di Bandung Barat Malah Bersedih saat Panen Raya, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI-Petani cabai di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (30/5/2021). Mereka mengeluhkan jimplangnya harga jual cabai di tingkat petani dengan harga jual di pasaran. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Panen raya seharusnya menjadi momen yang menggembirakan bagi petani. Namun hal itu tidak berlaku bagi petani di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Penyebabnya, harga sayuran justru anjlok.

Petani sayuran di Kampung Gamlok, RT 02 RW 05, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, KBB misalnya, Jumat (20/8/2021) mereka menggelar panen raya sejumlah tanaman sayuran di antaranya selada bokor, cabai rawit, cabai keriting, brokoli, buncis, tomat dan labu Siam.

Hasil panen tahun ini dianggap meningkat dibanding tahun lalu. Bahkan kualitas sayuran yang dihasilkan relatif sangat baik.

Namun, kondisi ini tetap tak menguntungkan bagi petani karena harga jual sayuran murah.

Baca Juga:BRI Salurkan KUR Rp558,6 Triliun ke 25,4 Juta Pelaku UMKM sejak 2015

"Harga turun semua, terendah saladah bokor itu kisaran Rp1.000 per kilogram, jadi tidak dipanen," kata salah seorang petani Ai Sapitra (36) dikutip dari Ayobandung.com-jejaring Suara.com.

Ai menduga penurunan harga sayuran disebabkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM yang berdampak ditutupnya sejumlah tempat makan, restoran, dan acara hajatan.

Ai mengatakan harga sayuran yang tengah naik adalah tomat dengan harga Rp 10 ribu per kilogram. Namun, dirinya saat ini tidak menanam sayuran tersebut.

"Yang sekarang lagi naik itu tomat kalau yang lagi turun itu saladah bokor dan buncis. Tomat itu kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 10 ribu tergantung kualitas tomatnya," jelasnya.

Ai berharap, pemerintah punya solusi terkait menurunnya harga sayuran. Selain itu, ibu dua anak itu ingin pemangku kepentingan bisa mengendalikan harga pupuk.

Baca Juga:Pengawas Ketenagakerjaan Dukung Iklim Ketenagakerjaan Kondusif di Masa PPKM

"Saat ini itu obat dan pupuk untuk sayuran juga mahal karena naik, kalau biasanya pupuk biasa itu Rp 12 ribu lima ratus, sekarang jadi Rp 15 ribu,"pungkasnya.

Sementara itu, Plt Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan penurunan harga sayuran memang dampak dari PPKM.

Oleh karena itu pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat agar menerapkan kembali PPKM Mikro supaya beberapa wilayah yang zona hijau tetap bisa membuka sektor usaha.

"Terkait harga yang terkadang naik terkadang turun apalagi di kondisi PPKM ini yang biasanya omzet itu meningkat jadi turun akibat hotel-hotel mengurangi belanja. Memang naik turun itu sudah biasa bagaimana kita bisa mengolahnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini