SuaraJabar.id - Stadion Sangkuriang yang diresmikan pada 28 Agustus 1974 pernah menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung itu kini kondisinya memprihatinkan, mirip arena uji nyali lantaran rusak dan tak terawat.
Stadion yang dibangun era Bupati Bandung Kolonel RH Lili Sumantri itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat kalau itu, yakni Solihin Gautama Purwanegara atau yang akrab disapa Solihin GP.
Saat itu Cimahi masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung, belum menyandang status sebagai kota mandiri.
Pada masa kejayaannya, stadion seluas 2,3 hektare itu kerap digunakan sebagai arena bertanding klub-klub besar. Salah satunya turnamen segitiga yang mempertemukan Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSIM Yogyakarta.
Kemudian periode tahun 1990-an, Persikab Bandung menjadikan stadion tersebut sebagai home base.
Persikab menyabet trofi juara Divisi I PSSI 1995 setelah di babak final mengandaskan perlawanan Persma Manado yang menjadi tuan rumah.
Persib Bandung pun kala itu dibuat tak berkutik ketika bertanding melawan Persikab di Stadion Sangkuriang. Dalam laga putaran kedua Liga Indonesia 1999-2000 yang pada 29 Maret 2000, tim asuhan Indra Tohir ditahan imbang 1-1 oleh Persikab.
Perubahan mulai terjadi ketika tahun 2001 Cimahi memisahkan diri dari Kabupaten Bandung. Kemudian lahirlah PSKC Cimahi kalau itu yang menjadikan Stadion Sangkuriang sebagai home base.
Stadion Sangkuriang beserta gornya pun dikelola Perusahaan Daerah Jati Mandiri (PDJM). Sengkarut yang menerpa perusahan daerah milik Pemkot Cimahi itu membuat pengelolaan Stadion Sangkuriang terkatung-katung. Sedikit-banyaknya, fase ini membuat stadion tersebut telantar.
Bahkan dihari ulang tahunnya ke-47 yang jatuh pada Sabtu (28/8/2021), Stadion Sangkuriang sama sekali tidak tersentuh pemeliharaan.
Pada bagian depan seperti tempat penjualan tiket dan pintu gerbang sudah berkarat dan dipenuhi vandalisme.