Dobrak Pintu Rumah, Perempuan Ini Temukan Suami dan 2 Anaknya dalam Kondisi Mengerikan

Suami perempuan di Purwakarta itu diketahui memiliki catatan di poli kejiwaan.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 08 September 2021 | 15:25 WIB
Dobrak Pintu Rumah, Perempuan Ini Temukan Suami dan 2 Anaknya dalam Kondisi Mengerikan
RSUD Bayu Asih Purwakarta, tempat korban dirawat. [Ayopurwakarta.com/Dede Nurhasanudin]

SuaraJabar.id - Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Purwakara. Seorang ayah diduga meracuni anaknya yang masih berusia di bawah 10 tahun.

Insiden itu diketahui terjadi pada Senin (6/9/2021). Dari keterangan polisi, peristiwa ini pertama kali diketahui oleh ibu dua anak tersebut.

Saat itu, ia baru pulang dari pasar dan mendapati rumah dalam keadaan terkunci. Ia kemudian mendobrak pintu dan dan mendapati suami dan kedua anaknya dalam keadaan mulut berbusa.

"Istri PS kemudian teriak minta tolong kepada tetangganya. Kedua anak termasuk PS dibawa ke rumah sakit guna mendapat penanganan medis," kata dia, dikutip dari Ayobandung.com-jejaring Suara.com, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga:Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Satu Penumpang Elf Meninggal Dunia

Dia mengatakan, polisi telah mengecek TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi juga keluarga terdekatnya di lokasi kejadian Selasa kemarin.

Hasil dari keterangan mereka, PS sempat mengajak istrinya mengakhiri hidup bersama-sama, namun istrinya menolak.

"Hari Senin maka terjadilah kejadian tersebut," ujar Kapolsek.

Hasil olah TKP ditemukan sejumlah benda yang kemungkinan ada hubungannya dengan kejadian tersebut, di antaranya botol kecil racun tikus, pecahan kaca, dan bantal.

"Racun itu diduga diminumkan kepada kedua anaknya dengan alasan obat tidur. Kemudian bantal diduga menutup wajah anaknya," kata dia.

Baca Juga:Kisah Nyata Black Widow, Wanita Kejam Pembunuh Pacar Pakai Racun Tikus

Adapun motif PS melakukan hal tersebut, Kompol Winarsa belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan. Namun, berdasarkan informasi PS memiliki riwayat atau pasien poli klinik kejiwaan di RSUD Bayu Asih Purwakarta.

"Tidak menutup kemungkinan terpengaruh kondisi psikisnya, tapi kami belum tahu detail. Kalau faktor ekonomi tidak menjadi persoalan karena mereka punya penghasilan," ucap dia.

Disinggung kondisi kedua anak dan PS, dia menyebut dalam kondisi baik, bahkan kemarin kedua anaknya sudah kembali ke rumah.

"PS juga sudah kembali pulang dengan rekomendasi ke keluarganya anak dibawa ke Rumah Sakit Jiwa," ujar Kompol Winarsa.

Sementara itu, ketua RT tempat PS dan keluarga tinggal di Desa Citalang, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Neneng Komariah mengatakan, keseharian PS jual beli genteng dan biasa membawa kendaraan roda empat. Sementara istrinya membuka warung.

"Yah biasa normal, sama tetangga juga biasa baik. Mereka juga gak pernah bertengkar," ujar dia.

Pada saat kejadian, kondisi rumah dalam keadaan terkunci dan dibuka oleh anak yang pertama. Di dalam anak dan PS sudah tergeletak.

"Di dalam ditemukan ada darah bertetesan. Terus dimulutnya berbusa. Istrinya panik dan minta tolong lalu PS dan kedua anaknya dibawa ke rumah sakit diantar ambulans desa," kata Neneng.

Miliki Rekam Medis di Poli Kejiwaan

PS kini tengah mendapat perawatan di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Ia mengalami luka di lengan juga leher diduga akibat sayatan senjata tajam.

PS diduga melukai dirinya sendiri setelah memberikan berupa cairan yang membuat kedua anaknya juga dibawa ke rumah sakit.

Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, dr. Agung Darwis Suriaatmadja membenarkan jika pasien (PS) mengalami luka pada bagian lengan juga leher, bahkan nampaknya pasien ini juga minum cairan sama yang diberikan terhadap kedua anaknya. Namun secara umum kondisinya baik.

Pihak rumah sakit memutuskan membuka medical records (rekam medis) dan ditemukan pasien ini member atau langganan di poli dokter kejiwaan.

"Hasil rekam medis itu kami berencana merujuk pasien ini ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua Bandung," ujar dia, Rabu 8 September 2021.

Dia menjelaskan, rekam medis pasien menunjukan halusinasi pendengaran, dapat dikatakan kondisinya tidak cukup sehat.

"Ini saya sampaikan mungkin hukumannya berbeda, karena kondisinya tidak cukup sehat," kata dr. Agung.

Disinggung apa yang diminum pasien, dr. Agung menyebut berupa cairan namun tidak tahu cairan apa yang membuat pasien juga diduga keracunan.

"Yang pasti cairannya sama seperti yang diberikan kepada kedua anaknya," kata dr. Agung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak