
Selat Solo adalah sebuah hidangan khas Jawa yang memiliki pengaruh hidangan Eropa dan berasal dari Solo, Jawa Tengah. Meski memiliki nama Selat Solo, yang mengacu pada salad, bagian utamanya berupa daging sapi sehingga cocok dikatakan seperti bistik yang disajikan dalam kuah manis encer khas Jawa.
Beberapa orang menyebut hidangan ini sebagai sebuah percampuran antara bistik, salad dan sup.Hidangan ini diyakini merupakan sebuah masakan percampuran berupa bistik khas Eropa dengan selera Jawa. Pengaruh Eropa dapat dilihat dari penggunaan moster atau mayones dan kecap Inggris, sementara selera Jawa yang cenderung manis dapat dirasakan dari penggunaan kecap manis.
11. Gudeg

Gudeg adalah hidangan khas Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Warna cokelat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tempe, tahu, dan sambal goreng krecek.
Baca Juga:Polisi Dalami Bahan Peledak Teror Rumah Orang Tua Aktivis Papua Veronica Koman
Di Jawa Tengah, ada legenda yang mengaitkan asal usul Gudeg dengan berdirinya Kesultanan Mataram pada akhir abad ke-16. Saat itu pejuang yang membuka hutan untuk pembangunan ibu kota negara baru di wilayah Yogyakarta saat ini tidak mendapat pasokan makanan yang memadai. Sementara itu hanya pohon nangka dan kelapa yang tumbuh subur di hutan tersebut.
Buah nangka muda yang keras sehingga harus direbus dalam waktu yang lama dalam santan dalam panci logam besar dan mengaduknya dengan papan kayu. Proses memasak seperti ini dalam bahasa jawa sehari-hari disebut hangudek artinya mengaduk. Dari kata inilah konon menjadi asal mula nama makanan yang ditemukan oleh prajurit Mataram tersebut, Gudeg.
12. Rawon

Rawon adalah masakan Indonesia berupa sup daging berkuah hitam dengan campuran bumbu khas yang menggunakan kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur, dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur.
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil, utamanya adalah bagian sandung lamur. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yakni campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, kemiri, serai, kunir, cabai, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek.
Baca Juga:Kemeriahan Festival Peparnas Papua
13. Betutu