SuaraJabar.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam siaran persnya menyatakan, material lontaran seukuran abu dari Gunung Semeru, Desa Sumberluwuh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang di Jawa Timur dapat tersebar lebih jauh tergantung pada arah dan kecepatan angin.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahayanya, PVMBG menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada).
Dalam status Level II (Waspada), warga dan wisatawan diminta tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan pada jarak 5 kilometer dari arah bukaan kawah di sektor selatan tenggara.
Warga juga diminta mewaspadai kemungkinan munculnya awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat.
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga menghadirkan potensi bahaya lain, yakni lontaran batuan pijar di sekitar puncak serta awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.
Pada 4 Desember 2021 pukul 14.50 WIB teramati ada awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak Gunung Semeru atau dua kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan).
"Tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan," demikian menurut keterangan PVMBG mengutip Antara, Minggu (05/12/2021)
Menurut PVMBG, hasil pengamatan visual menunjukkan bahwa guguran dan awan panas guguran diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1 dan 4 Desember, menurut PVMBG, merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder) dan hasil analisis data kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.
Pada Minggu, menurut pengamatan PVMBG, Gunung Semeru melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4.000 meter dari puncak atau 2.000 meter dari ujung aliran lava ke tenggara (Besuk Kobokan).
PVMBG juga mendeteksi gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran, dan hembusan asap kawah, yang terdiri atas 34 kali gempa letusan, dua kali gempa awan panas guguran, 13 kali gempa guguran, 15 kali gempa hembusan, dan satu kali gempa tektonik jauh.
Seperti diberitakan sebelumnya,letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terjadi pada Sabtu (4/12/2021) sore .
Puluhan desa terdampak muntahan abu vulkanik letusan gunung tertinggi di pulau Jawa itu.
Akibat letusan tersebut, BPBD setempat melaporkan, ada sekitar 38 warga terluka bakar, puluhan lainnya masih terjebak dan belum dievakuasi.