"Apa apalagi kalau dideketin sama orang asing," katanya.
Padahal, kata Nabila, alun-alun sebagai ruang publik yang selalu menarik kunjungan dari banyak orang sepatutnya menyuguhkan kondisi yang ramah bagi semua kalangan, termasuk perempuan dan anak-anak.
"Harapannya alun-alun harus ramah pengunjung, karena alun-alun pasti menarik banyak turis lokal atau mancanegara, kalau orang ke alun-alun terus gak nyaman, aduh gimana, ya, mau ngapain juga. Takut ada kejadian yang tidak diinginkan," katanya.
Pengunjung lain, Patra (18), sore itu datang bersama sang pacar. Mereka warga Kota Bandung dan cukup sering kencan ke alun-alun. Patra juga berbagi keresahan.
Baca Juga:Beli Motor Cash Tiba-tiba Ditagih Cicilan Leasing, Netizen Auto Geram ke Debt Collector
"Yang bikin gak nyaman di alun-alun itu kita lagi duduk atau makan, terus datang orang-orang yang maksa," katanya.
"Selain itu, saya berharap kawasan Asia-Afrika bisa makin bersih," lanjutnya.
Baik Nabila maupun Patra menyampaikan harapan senada. Mereka berharap agar kejadian dan kondisi semacam itu terus menjadi perhatian pihak-pihak yang berwenang. Pemerintah kota pun diminta lebih sigap, jangan tunggu viral baru buru-buru bergerak menyelesaikan kasus.
"Harusnya bisa mencegah, akhir-akhir ini pemerintah kayak telat banget, kalau udah viral di TikTok baru ditangani. Harusnya bisa ditangani lebih cepat, jangan kalah duluan sama TikTok," ungkap Nabila.
"Ya, harusnya seperti itu (bisa mencegah dan cepat bertindak)," kata Patra.
Baca Juga:Miris! Dugaan Kekerasan Seksual di Pesantren Kembali Terjadi di Bandung
Meski begitu, tetap ada pengunjung yang merasa situasi di alun-alun masih baik-baik saja. Seorang mahasiswa asal Jakarta, Ilham, misalnya. Sore itu, untuk pertama kalinya ia berkunjung ke Kota Bandung bersama sang kekasih.