SuaraJabar.id - Curahan hati seorang suami mengenai jatah bulanan untuk istrinya sedang menjadi bulan-bulanan di media sosial. Pasalnya ia mengaku cuma memberikan Rp 500 ribu, padahal gajinya dalam sebulan bisa mencapai Rp 7,2 juta.
Hal ini seperti terlihat di unggahan akun Instagram @igtainmenttt. Tampaknya postingan ini pun diambil dari cuitan anonim oleh akun Twitter @tanyakanrl.
"Gaji 6-7,2 juta," ungkap pria itu, seperti dikutip SuaraJabar.id, Minggu (21/8/2022). Ia mengaku saat ini menjalani hubungan jarak jauh dengan istrinya karena bekerja di luar kota, sehingga ia pun harus menyewa kamar kos.
"Bayar kos Rp900 ribu. Makan Rp1,5 juta. Bayar tagihan motor Rp1 juta," tuturnya melanjutkan.
Baca Juga:Cerita Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet, Hits hingga Viral dan Berujung Permintaan Maaf
Tak hanya itu, ia juga terlihat memberikan sejumlah uang untuk ibu dan adiknya. Keduanya total mendapatkan Rp1,5 juta per bulan, sementara sang istri cuma mendapatkan antara Rp500.000 sampai Rp700.000. Lalu sisa gajinya disebut ditabung.
Jelas warganet ikut dibuat mencak-mencak dengan rincian pengeluaran tersebut. Apalagi ketika mereka mengetahui penyebab sang suami tega hanya memberikan sepuluh persen dari penghasilannya kepada istri.
Rupanya ia menilai istrinya bisa menghasilkan pendapatan sendiri. Selain itu, sang istri ternyata masih tinggal dengan orangtuanya alias mertua dari pria ini.
"Wajar gak kalo suami ngasih istri segini walaupun istri ada penghasilan sendiri???" tanya @igtainmenttt yang langsung mendapat beragam respons warganet.
Seperti bisa diduga, kolom komentar postingan tampak dipenuhi dengan kecaman untuk pria itu. Banyak yang mengingatkan bahwa memberi nafkah kepada istri adalah prioritas, bahkan melebihi urusan membiayai keluarga.
"Meditt," kritik warganet.
"Uang istri setara uang jajan adeknya wkwk," ujar warganet.
"Istri kerja ataupun engga, wajib didahulukan," komentar warganet.
"Gaji 6-7 juta kasih istri cuma 10% dari penghasilan... Baik-baik mas, semoga gak seret rejekinya," kata warganet lain.
"Wajar banget kalo ganti suami," celetuk warganet.
"Wajar ditinggalin min," imbuh warganet lain.
"Tabungin aja mbak kalo gitu, buat daftarin ke pengadilan agama. Kan ga ada gunanya juga laki-laki gitu," usul warganet.
"Berbakti kepada ibu tapi jangan dzolim dengan istri. Berbakti pada ibu wajib, tapi juga harus memuliakan istri," timpal yang lainnya.
Mana yang Lebih Utama, Menafkahi Istri atau Ibu?
Seyogyanya seorang pria memang bisa memuliakan istri sekaligus berbakti kepada ibu. Dengan kata lain, ia bisa menafkahi istri dan ibunya sekaligus dengan jumlah yang memadai.
Namun tidak semua pria bisa melakukan hal ini, bukan? Karena itulah diperlukan skala prioritas, yang bila merujuk pada Islampos.com maka seharusnya mendahulukan istri dan anak.
Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli fiqih, termasuk penyusun kitab Kasyful Kina'. Menurutnya seseorang yang tidak memiliki kelebihan nafkah maka waijb mencukupi kebutuhannya sendiri terlebih dahulu.
Jika ada kelebihan, maka yang harus didahulukan adalah istri berdasarkan kewajiban saling timbal balik atau al-mu'awadoh, yakni istri memberi pelayanan kepada suami dan diimbali dengan nafkah.
Hal ini juga sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, "Jika Allah Ta’ala memberikan kepada salah seorang di antara kalian kebaikan – nikmat atau rezeki, maka hendaknya dia memulai dengan dirinya dahulu dan keluarganya." (HR Muslim)
Lalu Rasulullah SAW juga bersabda, "Nafkah yang paling besar pahalanya adalah nafkah yang dikeluarkan oleh seseorang kepada keluarganya." (HR Muslim)
Barulah jika mempunyai kelebihan rezeki lagi bisa membagikannya kepada orang tua, terutama bila mereka sudah tak mampu lagi bekerja.