SuaraJabar.id - Matahari belum begitu terik saat Surmi (50) petani Desa Mekarsari, Indramayu, Jawa Barat turun ke lahan persawahan milinya. Semangatnya tak kendur meski mata kirinya tak lagi normal.
Mata kiri Surmi saat ini tak lagi normal. Asap pembakaran batu bara PLTU 1 Indramayu jadi penyebab mata kiri Surmi tak bisa jernih melihat.
Surmi pun menceritakan saat kepulan asap pembakaran batu bara membuat mata kirinya tak lagi normal melihat.
Pagi itu kata Surmi, ia tengah turun ke lahan sawah miliknya. Ia dikagetkan dengan suara dentuman keras dari PLTU 1 Indramayu. Beberapa detik kemudian, cerobong yang menjulang angkuh keluarkan asap pekat.
Baca Juga:Kemenangan Rakyat Cirebon Makin Kuat, ESDM Didesak Cabut Izin Lingkungan PLTU Tanjung Jati A

Posisi Surmi tak jauh dari PLTU 1 Indramayu, ia kebingungan untuk menghindari asap tebal yang turun ke bawah seolah menyerang dirinya.
Pontang panting Surmi berupaya menghindar dari kepulan asap tersebut, namun nahas asap hitam menyelimuti dirinya dan mengenai bola matanya.
Setelahnya, kaca mata hitam jadi sahabat Surmi tiap hatinya. Gunakan kaca mata hitam setelah kejadian nahas itu tak membuat Surmi nyaman. Lambat laun, ia mencoba untuk tidak lagi gunakan kaca mata hitam.
“Engga (pakai kacamata), engga betah. Kalau sekarang engga pake kacamata bagaimana ga liat, terus silau-silau, kena angin, ga bisa melek. Jadi betah ga betah ya dijalanin,” kata Surmi kepada Suara.com
Soal pengobatan medis, Surmi mengaku bahwa mata kirinya sudah tiga kali operasi. Sedangkan untuk mata kanan sudah dua kali operasi. Hingga kini ia juga jalani pengobatan rutin.
Baca Juga:Rentetan Kiamat Warga Indramayu Pasca Tembok Beton PLTU Berdiri
Bagaimana soal biaya? Surmi harus merogoh koceknya. Tidak ada asuransi kesehatan, BPJS Kesehatan atau ganti rugi dari PLTU 1 Indramayu.