Polisi di Kota Santri Sampaikan Kode Keras pada Geng Motor, Tembak di Tempat?

Untuk mengindentifikasinya geng motor menurutnya tidak begitu sulit karena menurutnya pelaku geng motor ini rata-rata kondisi motornya berknalpot bising.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 10 November 2022 | 22:40 WIB
Polisi di Kota Santri Sampaikan Kode Keras pada Geng Motor, Tembak di Tempat?
ILUSTRASI 0 Kapolresta Cirebon Kombes Pol Arif Budiman saat menunjukkan atribut geng motor, di Cirebon, Jawa Barat. [ANTARA/HO-Humas Polresta Cirebon]

SuaraJabar.id - Aksi teror geng motor di Kota Tasikmalaya yang berjuluk Kota Santri sudah masuk tahap meresahkan dan membahayakan jiwa masyarakat. Akhir pekan lalu, gerombolan geng motor mengajak duel warga yang baru pulang menunaikan salah Subuh berjamaah di masjid dan menyerang kios bubur ayam.

Tak mau aksi geng motor yang meresahkan warga terulang, Kapolres Tasikmalaya Kota membuat pernyataan tegas. Ia mengatakan jajarannya tak akan segan melakukan tindakan tegas yaitu tembak di tempat menjadi indikator bahwa keberadaan gang motor di Kota Tasikmalaya sudah mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.

Ketegasan Kapolres Tasikmalaya Kota mendapat sambutan dan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya dari pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tasikmalaya.

Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tasikmalaya, M. Farid, S.IP menyebut jika langkah tembak di tempat hanya dilakukan ketika ulah geng motor tersebut mengancam dan membahayakan yang dapat menyebakan hilangnya nyawa orang/masyarakat, jika diluar itu menurutnya masih bisa dengan upaya-upaya lain yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Baca Juga:Iwa Ditemukan Tanpa Kelamin dan Tangan Terborgol

"Kami sangat sepakat dengan sikap kapolres, akan tetapi tindakan tembak di tempat ini ketika dalam kondisi ulah geng motor tersebut mengancam dan membahayakan yang kondisinya dapat menyebakan hilangnya nyawa orang/masyarakat, jika diluar itu saya kira masih bisa dengan upaya lain yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), walaupun ulah geng motor yang membuat resah dan menciptakan rasa ketidakamanan serta ketidaknyamanan masyarakat memang sudah terjadi bukan akhir-akhir ini saja, akan tetapi sudah terjadi sejak lama," terangnya, Kamis (10/11/2022).

Kondisi berlarut larut yang menggangu kenyamanan ini menurut Farid disebabkan karena belum adanya solusi konkrit yang terkonsep dan dan teritegrasi yang menjadi ikhtiar kolektif dari pemerintah seperti dari pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif, ia menilai langkah yang sudah dilakukan masih belum maksimal dalam artian masih berjalan masing-masing.

"Langkah pemerintah saat ini hanya bersipat kasuistik yaitu ketika ada kejadian baru bereaksi alias reaksioner, kita belum melihat langkah-langkah prepentif atau pencegahan yang dilakukan, apalagi dilakukan secara berjamaah atau kolektif. Pemkot dan instansi lainnya hanya membebankan kepada pihak kepolisian saja. Sikap pemerintah yang apatis menuruts saya akan menjadi ruang bagi masyarakat untuk melakukan tindakan diluar koridor hukum bahkan bisa saja main hakim sendiri. Tanpa disadari pemerintah tidak melakukan edukasi bagi masyarakat dalam upaya menangkal geng motor dan sikap itu pun bisa dinilai sebagai bentuk pembiaran," tandasnya.

Farid berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya segera mengambil sikap untuk berkolaborasi dengan instrumen pemerintah lainnya seperti jajaran Polres Tasikmalaya Kota serta menginstrukskan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dibawahnya untuk berintegrasi membuat solusi yang bersipat langkah-langkah prepentif, apalagi dengan melibatkan organisasi-organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan serta organisasi kepemudaan yang ada di Kota Tasikmalaya mulai dari tingkat kota sampai dengan tingkat ke-RT-an.

"Langkah tersebut bisa dilakukan seperti membuat Satgas geng motor yang di dalamnya di isi oleh dinas pendidikan, dinas sosial, dinas pemudan dan olahraga, Kesbangpol dan TNI serta pihak kepolisian. Satgas ini bekerja dengan memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di kota Tasikmalaya terutama di tingkat SMP dan SMA, karena tidak dipungkiri pelaku geng motor ini kebanyakan di usia sekolah," harapnya.

Baca Juga:Misteri Mayat Pria tanpa Kelamin dengan Tangan Terborgol Mulai Temui Titik Terang

Farid menambahkan untuk mengindentifikasinya geng motor menurutnya tidak begitu sulit karena menurutnya pelaku geng motor ini rata-rata kondisi motornya berknalpot bising, tidak menggunakan plat nomor serta fisik unit kendara purutul (aksesoris motor sesuai pabrikan dicopot).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak