Ia lalu mencari informasi dengan bertanya pada warga sekitar. Ternyata toko tersebut menjual ganja. Sepulang acara conferens, Ripe menyempatkan diri untuk menyambangi toko itu.
"Yang pertama ditanya itu identitas, minimal 18 (tahun)," kata Ripe.
Ripe kemudian menunjukkan paspor miliknya. Suasana di toko ganja itu kata Ripe, mirip seperti toko handphone di Indonesia. Di dalamnya ada beberapa etalase, tapi tentu tak memajang produk smartphone.
Terdapat kemasan ganja untuk rekreasional dengan dilabeli pita cukai. Ini artinya di Kanada, ganja masuk dalam barang yang diawasi dan dibatasi, mirip seperti produk hasil tembakau di Indonesia.
Baca Juga:Brasil Sita Ratusan iPhone Gara-gara Toko Apple Tak Sediakan Charger
Saat akan membeli, Ripe mengaku mendapat beberapa pertanyaan. Mulai dari asal tempat tinggal hingga kebiasaan atau pengalaman mengkonsumsi ganja untuk rekreasional. Setelah itu, pramuniaga toko ganja itu kemudian memberikan referensi produk padanya.
"Harganya sekitar 15 sampai 20 (dollar) Kanada," kata Ripe.
Toko itu lanjut Ripe, hanya melayani pembelian ganja. Konsumen tak bisa langsung mengkonsumsi ganja yang baru mereka bei di tempat itu.
"Di luar itu di area mana pun, asal berjarak sembilan meter dari daun jendela atau pintu," lanjutnya.
Konsumsi ganja di Kanada bisa dilakukan di luar ruangan. Namun tak bisa dilakukan di dekat tempat pendidikan dan tempat peribadatan.
Baca Juga:Cara Daftar IMEI HP lewat Bea Cukai, Operator Seluler, dan Kemenperin